Jenis Layanan Pemeriksaan

Kami menyediakan lebih dari seribu jenis pemeriksaan yang terbagi dalam kelompok pemeriksaan laboratorium klinik (in-vitro diagnostik/IVD), radiodiagnostik (foto rontgen), elektrodiagnostik dan layanan klinik. Dengan konsep layanan diagnostik lengkap dalam satu atap, memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengkases layanan dan melakukan proses pemeriksaan tanpa harus pindah-pindah tempat pemeriksaan. Akses pelayanan pemeriksaan dapat melalui rujukan dari dokter atau praktisi kesehatan lainnya, kerjasama rujukan institusi, rujukan antar laboratorium/rumah sakit, maupun pemeriksaan mandiri. Untuk memberikan kemudahan akses layanan, PRAMITA juga menyediakan akses layanan digital melalui aplikasi PRAMITA MOBILE yang dapat diunggah melalui Play Store dan App Store.

Dukungan fasilitas, teknologi, system managemen serta sumberdaya manusia profesional dalam layanan dan proses pemeriksaan akan memberikan jaminan hasil pemeriksaan yang lebih berkualitas, karena ketepatan dan kebenaran hasil pemeriksaan diagnostik sangat menentukan tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan.__

      • IgE total adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar antibodi imunoglobulin E (IgE) dalam membantu diagnosis penyakit alergi. Imunoglobulin E (IgE) merupakan antibodi yang dihasilkan sistem imun terutama dalam respon alergi. Biasanya, kadar igE akan meningkat saat tubuh mengalami reaksi alergi.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Panel Food Intolerance Screening adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap makanan tertentu, yang menyebabkan seseorang menjadi inteloran terhadapnya, yang ditandai dengan timbulnya gangguan kesehatan tidak spesifik misalnya gangguan di kulit, gangguan pencernaan, alergi dll.  Makanan yang dideteksi meliputi 222 jenis meliputi kelompok makanan dairy, susu, daging, seafood, bahan mengandung gluten, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran dan bumbu lainnya. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Panel IgE Spesifik 54 Jenis merupakan paket pemeriksaan alergi yang mendeteksi atau mengukur kadar imunoglobulin E ( IgE ) spesifik terhadap 54 jenis alergen yang ada di Indonesia, meliputi alergen dari kelompok pepohonan, tanaman, rumput, tungau, hewan, komponen susu, jamur, komponen makanan, makanan laut, sayuran, buah-buahan serta daging. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan panel pemeriksaan cairan patologis di dalam rongga abdomen. 
        Tujuan Analisa cairan asites untuk mendeteksi kelainan pada cairan asites  sebgai penegakan diagnosis dan tertapi pengobantan

        Spesimen Pemeriksaan: Cairan Adites
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Cairan sendi merupakan cairan pelumas yang terdapat dalam sendi – sendi, berasal dari ultrafiltrat plasma yang mengandung asam hialuronat yang diskresikan oleh lapisan synovia sendi.
        Profile Analisa Cairan Sendi untuk melihat adanya kelainan pada cairan sendi

        Spesimen Pemeriksaan: Cairan Sendi
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan  yang  mengambil sebagian (sampel) dari cairan  tubuh untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit. 
        Spesimen Pemeriksaan: Cairan Tubuh
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Cairan Liquor atau  Liquor cerebrospinalis (LCS) : cairan tubuh yang menempati ruang sub-arachnoid dan sistem ventrikular yang menyelimuti otak, diperoloeh melalui pungsi ke dalam cavumsubarachnoidale bagian lumbal.
        Analisa cairan liquor  untuk mendeteksi penyakit susunan saraf pusat  (SSP).

        Spesimen Pemeriksaan: Cairan Liquor
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan  pemeriksaan cairan yang dihasilkan membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam. 
        Untuk mendeteksi adanya sel-sel ganas  dalam  spesimen  cairan  pleura  dan membantu memulai terapi pengobatan yang tepat.

        Spesimen Pemeriksaan: Cairan Pleura
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan untuk menilai kualitas, kuantitas, gerakan dan morfologi dari sel sperma.
        Spesimen Pemeriksaan: Semen
        Persiapan Pemeriksaan: Melakukan abstinensia sexual (tidak ejakulasi secara apapun) selama 2-7 hari, Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari  

      • Merupakan proses pemisahan spermatozoa dari cairan plasma semen dengan tujuan akhir untuk memaksimalkan terjadinya fertilisasi.
        Spesimen Pemeriksaan: Cairan Semen
        Persiapan Pemeriksaan: Melakukan abstinensia sexual (tidak ejakulasi secara apapun) selama 2-7 hari,

      • Jenis elektrolit ini berfungsi untuk menjaga pH darah tetap normal, menyeimbangkan kadar cairan tubuh, dan mengatur fungsi jantung. Normalnya, kadar bikarbonat dalam tubuh berkisar antara 22–30 mmol/L.
        Jumlah bikarbonat dalam darah yang tidak normal dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan, gagal ginjal, asidosis dan alkalosis, serta penyakit metabolik.

      • Calsium merupakan mineral dan elektrolit penting yang berperan untuk menstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot dan aktivitas listrik saraf, menguatkan tulang dan gigi, serta menunjang proses pembekuan darah.
        Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) dapat disebabkan oleh hiperparatiroidisme, penyakit ginjal, gangguan paru-paru, kanker, atau kelebihan asupan vitamin D dan kalsium.
        Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal, hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kekurangan albumin, dan kanker prostat.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      •  

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Fosfat berfungsi untuk memperkuat tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan fosfat (hipofosfatemia) biasanya disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, kekurangan vitamin D, luka bakar parah, dan kecanduan alkohol. Kelebihan fosfat (hiperfosfatemia) biasanya disebabkan oleh cedera parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal napas, penyakit ginjal kronis, kadar kalsium rendah, atau efek samping obat-obatan, misalnya kemoterapi dan obat pencahar yang mengandung fosfat.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Kalium dalam tubuh berperan mengatur irama dan pompa jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga keseimbangan elektrolit. Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek samping obat diuretik. Kelebihan kalium (hiperkalemia) bisa disebabkan oleh dehidrasi berat, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Klorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH atau tingkat keasaman darah,  meneruskan impuls saraf dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. 
        Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat berlebih, gangguan makan, gangguan fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik. Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Magnesium berperan penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan tubuh, menjaga irama jantung, serta mendukung fungsi saraf dan kontraksi otot. Mencukupi kebutuhan magnesium juga bermanfaat untu memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.

        Normalnya, kadar magnesium dalam tubuh ialah 1,4–2,6 mg/dL. Kelebihan magnesium (hipermagnesemia) bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit Addison atau gagal ginjal berat.

        Sementara itu, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) bisa disebabkan oleh gagal jantung, diare kronis, kecanduan alkohol, atau efek samping obat-obatan, misalnya diuretik dan antibiotik.

      • Natrium merupakan mineral penting yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan berperan dalam membantu kontraksi otot dan fungsi syaraf.  Kadar Natrium dalam darah dipertahankan secara ketat dan berhubungan dengan pengaturan air dan tekanan darah.  Penurunan atau peningkatan konsentrasi natrium dalam darah bisa berakibat fatal. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat, misalnya kurang minum air, atau diare kronis. Kekurangan natrium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau kelainan pada hormon antidiuretik.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.  

      • Panel Elektrolit (Na, K, Cl) adalah pemeriksaan paket yang mengukur kadar Natrium, Kalium dan Chlorida yang merupakan elektrolit utama dalam darah. Fungsi utama elektrolit adalah mengatur cairan tubuh, menghantar sinyal listrik pada saraf, mengatur kontraksi otot dan memelihara fungsi jantung. Konsentrasi elektrolit adalah kritikal dan bisa berakibat fatal bila terjadi penurunan atau peningkatan konsentrasinya
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan untuk penyakit Addison, sindrom Cushing, karsinoma adrenal, sindrom ACTH ektopik, dan hiperplasia nodul adrenal.

      • Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan di ovarium yang menjadi penyebab infertilitas pada wanita. Tes ini juga bisa memberi tahu berapa jumlah sel telur yang ada dalam tubuh dan berapa lama lagi sisa masa subur tubuh.

      • Anti Thyroglobulin adalah pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap protein thyroglobulin. Adanya antibodi ini mengindikasikan adanya penyakit autoimmune terhadap thyroid, yang menyebabkan kelenjar thyroid tidak bisa bekerja optimal. Keberdaan anti thyroglobulin dapat ditemukan pada penderita penyakit autoimun seperti penyakit lupus, penyakit Grave, atau Hashimoto’s thyroiditis, dan bisa juga ditemukan pada diabetes type 1, thyroiditis, atau kanker thyroid.  

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Anti Thyroid Peroksidase (TPO) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap thyroperoksidase, enzim yang berperan mengkonversi iodida menjadi iodin organik yang diperlukan dalam sintesis hormon tiroid. Keberdaan Anti TPO sering didapatkan pada penyakit Hashimoto dan penyakit Grave, yaitu penyakit thyroid yang disebabkan oleh karena autoimmune

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan untuk mengetahui hormon kehamilan dan juga bisa digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi jenis kanker tertentu.

         

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : -

      • Pemeriksaan C-Peptide 2jam PP adalah pemeriksaan C-Peptide yang pengambilan spesimennya dilakukan 2 jam setelah makan. 
        Pemeriksaan C-Peptide digunakan untuk menentukan type dari penyakit Diabetes Mellitus. Hasil dari C-peptide menggambarkan jumlah insulin yang dihasilkaan oleh kelenjar pankreas
        Jenis spesimen : Darah (Plasma atau Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan terhitung 2 jam dari suapan pertama, kemudian diambil spesimen darahnya.

      • C-Peptide dan Insulin dilepaskan oleh pankreas pada waktu dan jumlah yang sama, sehingga kadar C-Peptide menggambarkan jumlah Insulin, namun C-Peptide lebih stabil keberadaannya dibanding insulin. Pemeriksaan C-Peptide digunakan untuk menentukan type dari penyakit Diabetes Mellitus.
        Jenis spesimen : Darah (Plasma atau Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Puasa selama 8 - 10 jam

      • Pemeriksaan untuk monitor kadar kortisol dalam darah untuk menentukan fungsi kelenjar adrenal dan pituitary.

      • Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar hormon dehydroepiandrosterone-sulfate (DHEA-S) dalam darah. Hormon ini bertugas menghasilkan hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita. DHEA-S juga berperan dalam perkembangan ciri seksual pria saat masa pubertas.

      • Dilakukan untuk memeriksa kinerja ovarium, plasenta dan kelenjar adrenal, tanda-tanda tumor ovarium, perkembangan tubuh secara normal dan siklus menstruasi. 

      • Merupakan tes untuk mengukur jumlah FSH yang  berfungsi mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur pada wanita, serta mengendalikan produksi sperma pada pria.

      • Pemeriksaa untuk mengukur jumlah hormon Betta HCG yang bebas di dalam darah.

      • Hanya 7 - 10 % saja hormon T3 dalam darah keadaan bebas (disebut dengan free T3), sebagian besar terikat dengan protein pengangkut (TBG), sehingga kadar Total T3 bisa dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan protein ini. Free T3 merupakan bentuk hormon thyroid yang aktif didalam sel dan lebih mencerminkan status thyroid. Peningkatan Free T3 dari level normal disebut sebagai hyperthyroid dan penurunan dibawah normal disebut sebagai hypothyroid .

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Free T4 adalah bentuk hormon T4 bebas dan tidak terikat oleh protein (TBG). Bentuk bebas ini sesunggunya yang aktif dalam metabolisme sel dan menentukan status tiroid. Peningkatan Free T3 dari level normal disebut sebagai hyperthyroid dan penurunan dibawah normal disebut sebagai hypothyroid.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan untuk  mengukur testoteron bebas yang aktif dalam darah.

      • Pemeriksaan untuk mengukur jumlah growth hormone dalam darah, yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tubuh. Pemeriksaan GH Basal dilakukan di saat tubuh belum melakukan banyak aktifitas.

      • Pemeriksaan untuk mengukur jumlah growth hormone dalam darah, yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tubuh. Pemeriksaan GH Excersice dilakukan setelah melakukan aktifitas.

      • Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh beta pankreas yang berfungsi sebagai transportasi dan mengatur kadar gula darah tetap normal.  Pemeriksaan kadar Insulin digunakan untuk menentukan type dari penyakit Diabetes Mellitus.

        Jenis spesimen : Plasma atau Serum
        Persiapan pemeriksaan : Puasa selama 8 - 10 jam

      • Pemeriksaan Insulin 2 Jam PP adalah pemeriksaan Insulin yang pengambilan spesimennya dilakukan 2 jam setelah makan. Indikasi pemeriksaan ini salah satunya adalah untuk menentukan type dari diabetes mellitus
        Jenis Spesimen : Darah (Plasma atau Serum) 
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan terhitung 2 jam dari suapan pertama, kemudian diambil spesimen darahnya.

      • Pemeriksaan untuk evaluasi fertilitas (kesuburan), fungsi organ reproduksi (ovarium atau testis), atau mendeteksi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi)serta evaluasi fungsi hipofisis

      • Merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui terjadinya kelainan kromosom berupa Trisomi 21 (Sindrom Down) pada trimester pertama kehamilan.

      • Merupakan penanda laboratoris keadaan hipoksia yang berperan terhadap terjadinya kerusakan endotel serta manifestasi klinis preeklamsia.

      • Pemeriksaan untuk melihat fungsi Progesteron dalam proses pematangan sel telur ( ovulasi) saat masa subur serta ketika terjadi kehamilan

      • Pemeriksaan untuk diagnosis penyebab libido menurun dan/atau disfungsi ereksi pada pria; mendeteksi dan memantau prolactin-producing pituitary tumor (prolactinoma).

      • Merupakan salah satu marker yang berperan pada patogenesis preeklampsia. Penelitian ini bertujuan menganalisis kadar sFlt-1 tali pusat terhadap tekanan darah dan luaran perinatal pada ibu preeklampsia dan hamil normal.

      • T3 atau Triidothyronine adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid, disamping T4. Pemeriksaan T3 dan T4 bersama-sama digunakan untuk mengetahui fungsi kelenjar tyroid.  Peningkatan kadar T3 mengindikasikan penyakit hyperthyroid, sedangkan penerunan kadar T3, mengindikasikan penyakit hypothyroid.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • T4 atau Thyroxine, adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid, disamping T3. Pemeriksaan T3 dan T4 bersama-sama digunakan untuk mengetahui fungsi kelenjar tyroid.  Peningkatan kadar T4 melebihi kadar normal mengindikasikan penyakit hyperthyroid, sedangkan penerunan kadar T4, mengindikasikan penyakit hypothyroid.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • TRAB atau TSH Reseptor Autoantibodi adalah pemeriksaan untuk medeteksi adanya antibodi terhadap reseptor TSH. TRAB dapat meniru kerja TSH, menstimulasi produksi hormon thyroid sehingga menyebabkan penyakit hyperthyroid, seperti yang ditenukan pada penyakit grave. atau bisa juga berlawanan dengan kerja TSH dan menyebabkan hypothyroid.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • TSH atau Thyroid Stimulating Hormone, adalah hormon yang dihasilkan kelanjar pituitary untuk menstimulasi pembentukan hormon thyroid. Pemeriksaan TSH biasanya dilakukan bersama dengan free T4 dan Free T3 untuk mendiagnosis penyakit thyroid. Kadar TSH yang tinggi didapatkan pada penderita hypothyroid, sedangkan pada hyperthyroid kadar TSHnya rendah. dengan teknologi generasi terbaru pemeriksaan TSH mampu mendeteksi kadar TSH yang sangat rendah, dan ini berguna pada kasus penyakit hyperthyroid.  
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan TSH (neonatus) digunakan untuk pemeriksaan penyaring adanya hypothyroid pada bayi yang baru lahir. Penanganan sesegera mungkin hypothyroid pada bayi yang baru lahir akan menyelamatkan hidupnya dari risiko terjadinya keterbelakangan mental dan gangguan tumbuh kembang misalnya tubuh pendek, keseulitan bicara, dll  

        Spesimen Pemeriksaan : Darah/darah kapiler, pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan saat bayi berumur 48 - 72 jam
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan untuk evaluasi kadar testosteron dalam darah. Digunakan untuk  Indikator fungsi sekresi LH dan sel Leydig pada wanita dan  Diagnosis hipogonadisme, hipopituarisme, sindrom Klinifelter , impoten  dan pubertas  pada pria.

      • Monitor penyakit tiroid autoimun dan membedakannya dari bentuk penyakit tiroid lainnya; untuk penunjang penentuan diagnosis

      • Thyroglobulin adalah protein yang dihasilkan oleh folikuler kelenjar thyroid, yang digunakan untuk memproduksi hormon T3 dan T4. Pemeriksaan thyroglobulin digunakan untuk membantu monitoring terapi kanker thyroid. Peningkatan kadar thyroglobulin dalam darah biasanya berhubungan dengan kekambuhan kanker thyroid.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan pemeriksaan yang dapat memprediksi timbulnya PE, eklampsia atau HELLP lebih awal dibandingkan dengan diagnosis tradisional PE.

      • Asam folat merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal, perbaikan jaringan dan sel-sel, serta sintesis DNA (materi genetik dalam sel)
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • D-Dimer adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas / kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal dan memberikan gambaran ada atau tidaknya penggumpalan di dalam darah. Peningkatan kadar D-DIMER didapatkan pada: Myocardial infarction, Kehamilan trimester 3, Komplikasi obstetri, Inflamasi (COVID-19, Sepsis), Pasca pembedahan & trauma, Kanker, Penyakit hati kronis
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
         

      • Fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah (Faktor I) yang dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan Fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya risiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada peningkatan risiko pembekuan darah -> peningkatan risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner dan Stroke), dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membeku. Pembekuan darah membutuhkan vitamin K dan beberapa faktor pembekuan (protein) yang dibuat oleh hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Panel pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan perdarahan dalam tubuh. Terdiri dari Waktu perdarahan (BT), Waktu pembekuan (CT), Prothrombin Time, APTT, Fibrinogen
        Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood, darah dengan antikoagulan EDTA, Plasma citrat
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membeku. Pembekuan darah membutuhkan vitamin K dan beberapa faktor pembekuan (protein) yang dibuat oleh hati.

        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Menentukan kerapuhan kapiler, merupakan metode diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan hemoragik pasien. Menilai kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi trombositopenia (jumlah trombosit yang berkurang).
         

      • Agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi). Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit membentuk  agregasi -> meningkatkan risiko stroke dan PJK. Hipoagregasi berarti trombosit “malas” membentuk bekuan -> meningkatkan risiko perdarahan.
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien sebaiknya puasa minimal 8 jam sebelum diambil darah

      • Agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi). Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit membentuk  agregasi -> meningkatkan risiko stroke dan PJK. Hipoagregasi berarti trombosit “malas” membentuk bekuan -> meningkatkan risiko perdarahan.
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien sebaiknya puasa minimal 8 jam sebelum diambil darah

      • Pengendalian terapi antikoagulan
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat
        Persiapan Pemeriksaan : 

      • Merupakan pemeriksaan yang digunakan terutama untuk memantau terapi heparin dosis tinggi. Heparin adalah obat yang menghambat pembekuan darah (antikoagulan) dan biasanya diberikan secara intravena dengan injeksi atau infus kontinu. Terapi heparin dosis tinggi dapat diberikan selama dilakukan tindakan yang memerlukan pencegahan terhadap pembekuan darah, seperti operasi bypassjantung. Waktu pembekuan diukur dalam detik; di mana waktu terjadinya pembekuan darah semakin lama, semakin tinggi tingkat penghambatan pembekuan darah
        Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi.
        Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan untuk mengukur skema jalur instrinsik dan coagulation component. APTT digunakan untuk screening kelainan pembekuan darah pada pasien persiapan  operasi, monitoring terapi heparin, screening kelainan darah mis: Hemofilia, Penyakit Von Willebrand, defisiensi vitamin K, diagnosis DIC ( Disseminated Intravaskular Coagulation)
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Salah satu uji yang dapat dilakukan dalam mendeteksi porfirin besi (heme) melalui reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh heme sebagai enzim peroksidase. Bertujuan untuk mendeteksi darah samar karena perdarahan di dalam saluran pencernaan yang disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker usus yang serius. 
        Spesimen Pemeriksaan: Faeses
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan yang mendeteksi secara lengkap adanya mikroorganisme patogen seperti jamur, parasit, dan benda asing lainnya yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan

        Spesimen Pemeriksaan: Faeses

        Persiapan pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Salah satu uji yang dapat dilakukan dalam mendeteksi porfirin besi (heme) melalui reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh heme sebagai enzim peroksidase. Bertujuan untuk mendeteksi darah samar karena perdarahan di dalam saluran pencernaan yang disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker usus yang serius. 
        Spesimen Pemeriksaan: Faeses
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan rasio albumin-kreatin urine (ACR) bertujuan untuk mendeteksi penyakit ginjal yang terjadi akibat komplikasi diabetes atau hipertensi. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang mengidap diabetes, khususnya diabetes yang tidak terkontrol hingga menimbulkan komplikasi.
        Spesimen Pemeriksaan: Urine Sewaktu
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Asam urat adalah limbah akhir dari metabolisme asam nukleat purin. Kadar berlebih bisa menyebabkan penyakit radang sendi (arthritis) dan batu ginjal. Asam urat meningkat disebabkan karena konsumsi zat purin berlebih atau pembuangan oleh ginjal yang terganggu.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat Pemeriksaan : Puasa 8 - 12 jam

      • Kreatinin merupakan limbah yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot, yang akan disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Adanya gangguan fungsi ginjal menyebabkan proses pembuangan terganggu dan kadar dalam darah meningkat.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Creatinine Clearance mengukur kemampuan ginjal membersikan kreatinin dari darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kinerja ginjal dan gangguan yang terjadi pada organ tersebut.  
        Spesimen Pemeriksaa : Urine yang ditampung selama 24 jam dan Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Menyiapkan wadah penampungan urine dengan volume 2 - 5 liter

      • Cystatin-C merupakan protein yang disintesis oleh semua sel berinti dan ditemukan diberbagai cairan tubuh manusia, kemudian akan dibuang melalui ginjal. Kadar Cystatine-C dalam darah menggambarkan laju filtrasi ginjal, dan peningkatan kadar cystatine -C mengindikasikan terjadinya penurunan fungsi ginjal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persaiapn Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Panel pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan Kreatinin dan estimation Glomorolus Filtration Rate (eGFR). Kedua pemeriksaan ini digunakan untuk menilai kinerja fungsi Ginjal. Penurunan atau adanya gangguan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dan penurunan eGFR.
        Spesimen pemeriksaan: Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
         

      • Urea Clearance mengukur kemampuan ginjal membersikan urea dari darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kinerja ginjal dan gangguan yang terjadi pada organ tersebut.  
        Spesimen Pemeriksaa : Urine yang ditampung selama 24 jam dan Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Menyiapkan wadah penampungan urine dengan volume 2 - 5 liter

      • Ureum atau Blod Urea Nitrogen (BUN) merupakan hasil akhir metabolisme protein dan merupakan zat sampah yang harus dibuang ke luar tubuh melalui ginjal. Peningkatan kadar ureum dalam darah sering berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kadar Ureum/BUN digunakan senagai salah satu parameter untuk menilai kinerja fungsi ginjal.
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus, puasa 8 - 12 jam sebelumnya lebih baik

      • Albumin adalah bagian utama dari protein plasma yang disintesa di hati dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik pembuluh darah.  Kadar albumin darah  menurun terutama pada penyakit hati kronis, penyakit ginjal, mal-nutrisi, perdarahan, luka bakar, eksudat dan perdarahan saluran cerna dan penyakit kronis lainnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • Alkali Fosfatase  merupakan enzim yang terutama berasal  dari tulang dan hati. Peningkatan fisiologis alkali fosfatase didapatkan pada anak-anak karena pertumbuhan tulang dan selama kehamilan, sedangkan peningkatan patologis (abnormal) berkaitan dengan penyakit hati, saluran empedu dan tulang.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Bilirubin merupakan hasil  pemecahan hemoglobin yang selanjutnya akan diolah oleh hati dan dibuang lewat urine dan faeces yang menyebabkan warnanya menjadi kuning. Peningkatan kadar bilirubin bisa disebabkan karena pemecahan hemoglobin yang tinggi atau adanya gangguan organ hati misalnya hepatitis, sumbatan saluran empedu dan tumor hati. Peningkatan psykologis bilirubin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir,  karena masih belum sempurnanya fungsi hati. 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Cholineterase adalah enzim hidrolase yang dihasilkan terutama oleh jaringan hati disamping pankreas, otak, ginjal dan sel organ yang lain. Pemeriksaan cholinestarase digunakan untuk identifikasi seseorang yang overexposure terhadap peptisida atau organophosphate, disamping untuk pemeriksaan screening sebelum pemberian anestesi. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
         

      • Gamma globulin merupakan bagian dari globulin yang berperan penting dalam pembentukan antibodi (immunoglobulin). Gamma Globulin diidentifikasi melalui pemeriksaan elektroforesis protein serum, kadarnya meningkat pada penyakit hati kronis, cirrhosis, penyakit infeksi kronis, tuberkulosis dan penyakit reumatik.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • Globulin merupakan protein utama penyusun antibodi. Peningkatan globulin sering dikaitkan dengan proses peradangan baik akut maupun kronis.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • Panel protein merupakan paket pemeriksaan yang terdiri dari total protein, albumin dan globulin. Panel pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk mengetahui gangguan fungsi hati dan gangguan fungsi ginjal
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Elektroforesis protein adalah pemeriksaan yang memisahkan protein menjadi fraksi-fraksi : Albumin, alpha1 globulin, alpha 2 globulin, beta globulin dan gamma globulin. Pemeriksaan ELP digunakan untuk  membantu dalam diagnosis penyakit hati, gangguan hematologi, gangguan ginjal dan penyakit gastrointestinal. 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Albumin dan globulin adalah bentuk protein terbesar dalam tubuh dan total keduanya diukur sebagai total protein. 60 % dari total protein adalah albumin, sehingga penurunan albumin juga berakibat penurunan total protein.  Penurunan total protein ditemukan pada penyakit hati kronis, penyakit ginjal, dan malnutrisi 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • Pemeriksaan glukosa darah 2 Jam PP yang digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa. Pengambilan spesimen pemeriksaan dilakukan pada 2 jam setelah makan terhitung dari suapan pertama.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan setelah 2 jam terhitung dari suapan pertama, kemudian diambil spesimen darah serta tidak melakukan aktifitas berlebih.

      • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

      • Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar glukosa yang spesimennya dapat diambil kapanpun, tanpa harus persiapan puasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening adanya penyakit Diabetes Mellitus, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa >200 mg/dL
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : tanpa persiapan puasa, Spesimen pemeriksaan dapat diambil sewaktu-waktu

      • Glycated Albumin merupakan albumin yang berikatan dengan glukosa, dan menggambaran kadar rata-rata glukosa darah selama 2 minggu sampai 1 bulan terakhir (mirip dengan Hb A1c).
        Pemeriksaan Glycated Albumin biasanya digunakan untuk pemantaun proses terapi.

        Jenis spesimen : Plasma
        Persiapan pemeriksaan : Tidak perlu persiapan khusus.

      • Hb A1c merupakan hemoglobin yang terglikolasi oleh glukosa. kadar HbA1c mengindikasikan kadar gula darah rata-rata dalam 3 bulan.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Homa 1-IR (Homeostatic model assessment-Insulin Resistance) merupakan pemeriksaan yang digunakan dalam pengukuran resistensi insulin.
        Pemerikaan ini menggambarkan kondisi tubuh yang tidak dapat merespon kerja insulin sebagaimana mestinya dalam mengatur kadar glukosa agar tetap normal.
        Jenis spesimen : dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan insulin dan glukosa darah
        Persiapan pemeriksaan : Puasa selama 8 - 10 jam

      • Merupakan paket pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan glukosa darah 2 Jam PP dan glukosa urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan setelah 2 jam terhitung dari suapan pertama diambil spesimen darah, tidak melakukan aktifitas berlebih.

      • Merupakan paket pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan glukosa darah dan glukosa urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

      • Merupakan paket pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan glukosa urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk pengecekan umum saja, bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit Diabetes Mellitus.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : tanpa persiapan puasa, dilakukan sewaktu-waktu

      • Pemeriksaan GTT dilakukan dengan memberikan asupan glukosa yang telah ditetapkan sebanyak 75 gram glukosa.,sebagai pengganti asupan makan yang biasa dilakukan pada pemeriksaan glukosa 2jam PP.
        Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran  kemampuan tubuh menyerap glukosa. Proses pengambilan spesimen dilakukan selama 2 jam (dengan interval 30 menit - 1 jam), sesuai kebutuhan pemeriksaan
        Jenis spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF.
        Persiapan pemeriksaan : Puasa selama 8 - 10 jam.

      • Untuk mengetahui berat jenis plasma darah.

      • Eosinofil merupakan salah satu jenis lekosit yang berperan terutama dalam respons alergi dan pertahanan terhadap infeksi
        parasit. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai jumlah eosinofil dalam darah yang biasanya digunakan untuk  membantu diagnosis alergi ataupun reaksi obat
        Spesimen : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak minum obat-obatan anti-allergi sebelum pemeriksaan

      • Erytrosit atau yang dikenal dengan sel darah merah merupakan sel darah yang bertugas mengangkut oksigen keseluruh tubuh melalui hemoglobin. Pemeriksaan jumlah erytrosit digunakan untuk membatu mengegakkan diagnosa penyakit anemia, policetimia atau penyakit kelainan darah lainnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • High Fluorescence Lymphocytes Count (HFLC) mungkin dapat
        menjadi parameter pendukung dalam diagnosis DBD dan
        menjadi parameter pemantauan dalam kasus Covid-19.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hematokrit mengukur volume relatif sel-sel darah (terutama sel erytrosit) terhadap volume darah keseluruhan dan dinyatakan dalam satuan persen. Hematokrit menggambarkan volume dan jumlah sel darah merah (erytrosit), yang berguna untuk mermbantu diagnosa penyakit antara lain penyakit anemia dan DHF
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hematologi Rutin merupakan panel pemeriksaan yang terdiri dari hemoglobin, erytrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, dan nilai-nilai MC, tanpa Laju Endap Darah
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hemoglobin merupakan komponen utama sel darah merah yang berfungsi untuk transportasi oksigen. Pemeriksaan hemoglobin digunakan untuk indikasi penyakit kurang darah (anemia) atau sebagai pemeriksaan penyaring penyakit lain terkait penurunan atau peningkatan hemoglobin 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus misalnya penyakit ginjal dan DBD.

      • Sebagai penanda membedakan thalasemia ? minor dan anemia defisiensi besi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hitung jenis adalah pemeriksaan untuk mengetahui komposisi jenis sel darah putih. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengindikasikan adanya infeksi akut atau kronis.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Immature to Total neutrophil ratio (I/T ratio) adalah salah satu pemeriksaan, di samping darah lengkap dan CRP, yang dapat membantu diagnosis sepsis pada pasien bayi. Perhitungan I/T ratio didapat dari pembagian jumlah netrofil imatur oleh jumlah total seluruh bentuk netrofil.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Kumpulan sel granulosit yang belum mencapai bentuk sempurna, dapat digunakan sebagai penanda inflamasi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk mengetahui produksi trombosit dari sumsung tulang.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk Menilai kematangan retikulosit yang bersirkulasi dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan ini mengukur kadar interleukin 6 (IL 6) dalam darah. Interleukin 6 merupakan bagian system pertahanan tubuh yang diproduksi terutama oleh sel makrofag dan monosit selama proses peradangan. Interleukin 6 berfungsi untuk menstimulasi pembentukan protein fase akut, misalnya C-Reaktif Protein. Pada kasus COVID-19, pemeriksaan IL-6 digunakan sebagai biomarker terjadinya badai sitokin.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah.

        Persiapan Pemeriksdaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan laju endap darah mengukur laju pengendapan sel-sel darah dalam satuan waktu. Peningkatan laju endap darah bisa disebabkan karena jumlah bagian sel yang turun, plasma darah meningkat atau adanya protein fase akut yang mencerminkan proses peradangan. Pemeriksaan LED digunakan untuk screening adanya peradangan atau penyakit darah lainnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Leukosit atau dikenal juga dengan sel darah putih adalah bagian sel darah yang bertugas sebagai system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau zat asing lainnya. Pemeriksaan lekosit terutama digunakan untuk screening adanya penyakit infeksi, disamping bisa juga untuk screening penyakit leukimia (keganasan sel darah putih).
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • MCH atau mean corpuscular hemoglobin menggambarkan kadar rata-rata hemoglobin dalam sel darah merah (eritrosit). Hemoglobin sendiri adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • MCHC atau mean corpuscular hemoglobin concentration menggambarkan rata-rata konsentrasi atau prosentase hemoglobin di dalam satu sel darah merah. Biasanya. Pemeriksaan MCHC dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa anemia, disamping juga bisa digunakan untuk menentukan type dan penyebabnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • MCV atau mean corpuscular volume menggambarkan ukuran rata-rata sel darah merah. Pemeriksaan  MCV dapat digunakan untuk menilai type dan penyebab dari anemia. Nilai MCV tinggi didapatkan pada penyakit anemia makrositik (defisiensi vitamin B12 atau asam folat), sedangkan niai MCV rendah didapatkan pada jenis anemia yang lain. 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Eritrosit yang belum matang dan memiliki kemiripan morfologis dengan leukosit yaitu dengan adanya inti sel, sehingga oleh sebagian besar alat hematologi otomatis sering dikenali sebagai leukosit. Hal ini menyebabkan jumlah leukosit menjadi tinggi palsu.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan yang terdiri dari Hematologi Lengkap dan Hapusan Darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • RDW atau red blood cell distribution width, menggambarkan variasi ukuran sel darah merah, yang bisa membantu dalam mengklasifikasikan type penyakit anemia
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan Antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Retikulosit adalah sel darah merah yang masih belum matang. Pada keadaan normal, hanya sedikit sedikit didapatkan dalam peredaran darah. jumlah retikulosit  menggambarkan aktifitas sumsum tulang dan pembentukan sel darah merah. Retikulosit yang meningkat mengindikasikan pelepasan sel darah merah ke system peredaran darah juga meningkat, misalnya pada anemia karena pendarahan
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Trombosit dikenal juga sebagai keping-keping darah, yaitu sel darah yang bertugas untuk proses pembekuan darah. Indikasi pemeriksaan trombosit digunakan untuk penyakit yang berkaitan dengan system pembekuan darah termasuk penyakit demam berdarah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Viskositas darah adalah ukuran resistensi dari darah mengalir untuk mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Viskositas darah adalah ukuran resistensi dari darah mengalir untuk mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Sel CD4, juga dikenal sebagai sel T, adalah sel darah putih yang melawan infeksi dan memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Jumlah CD4 digunakan untuk memeriksa kesehatan sistem kekebalan pada orang yang terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus).
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
         

      • Pemeriksaan yang dilakukan pada seseorang yang didiagnosis terinfeksi HIV, segera setelah terdiagnosis untuk mengetahui status sistem imun baseline; 2-8 minggu setelah memulai terapi anti-HIV dan kemudian setiap 3-4 bulan terapi. Selain itu pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui status imun seseorang dengan kondisi-kondisi lainnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Sel T-8 (CD8) adalah sel ‘penekan’, yang mengakhiri tanggapan kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai sel ‘pembunuh’, karena sel tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
         

      • Coombs test diperiksa untuk mengetahui antibodi terhadap sel darah merah. Antibodi ini menyebabkan hemolitik (pecahnya sel darah merah) yang sering didapati pada penyakit autoimun hemolitik anemia.

      • Pemeriksan ferritin dilakukan untuk mengukur  cadangan besi tubuh. Kadar ferritin berkorelasi dengan dan berguna pada evaluasi dari total body storage iron.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • G6PD merupakan enzim yang berperan mencegah hemolisis (pecahnya eritrosit). Defisiensi (kurangnya) enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan sel darah merah menjadi tidak normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik) untuk itu diperlukan pemeriksaaan kadar  enzim G6PD.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan ini mendeteksi defisiensi G6PD pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan anemia hemolitik
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Salah satu fraksi hemoglobin dalam pemeriksaan Hb Elektrophopresis. Untuk diagnosa penyakit thalasemia.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Salah satu fraksi hemoglobin dalam pemeriksaan Hb Elektrophopresis. Hb F berfungsi mengikat oksigen dalam aliran darah ibu ke bayi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan teknik yang dapat digunakan sebagai pertanda untuk memilahkan infeksi dengue dan non-dengue. Selain itu pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis dini Demam Berdarah Dengue (DBD) agar bisa dilakukan penanganan yang lebih cepat sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
         

      • Neutrophil-lymphocyte count ratio (NLCR) merupakan rasio yang membandingkan jumlah neutrofil dengan jumlah limfosit. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk mengetahui adanya peradangan/ inflamasi dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk mengukur kadar zat besi dalam darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk mengetahui jumlah transferin yang berada dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin dalam tubuh. Manfaat pemeriksaan TIBC adalah untuk diagnosa jenis anemia dan  mengukur jumlah total besi yang dapat terikat oleh protein transferin dalam darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Transferin merupakan beta globulin serum yang mengikat dan mengangkut besi. Transferin dapat digunakan sebagai penanda CSF pada pasien dengan nasal discharge. Kadar transferrin meningkat pada anemia defisiensi besi. Menurun pada tahap inflamasi kronik, transferrinemia herediter, beberapa penyakit hati , dan penyakit ginjal.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Anti HBs merupakan antibodi  terhadap virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan  Anti HBs yang positip menunjukan bahwa seseorang sudah mempunyai antibodi (zat kekebalan) untuk melawan virus hepatittis B.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

      • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan Anti HBe digunakan untuk melihat perjalan penyakit hepatitis B dan tingkat penularan virus. Anti HBe yang positip menunjukkan perkembangan penyakit yang membaik dan risiko penularan yang lebih rendah
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Anti HBs titer  adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar antibodi  terhadap virus hepatitis B (Anti HBs). Dibanding dengan pemeriksaan Anti HBs yang mengukur kadar antibodi sampai sebatas nilai maksimal pengukuran, maka pemeriksaan Anti HBs Titer mengukur kadar antibodi sampai konsentrasi sesusunggunya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

      • Pemeriksaan Anti-HCV digunakan untuk test penyaring adanya infeksi virus Hepatitis C (HCV). Adanya Anti HCV yang positip mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh virus Hepatitis C, tetapi tidak bisa diketahui apakah virusnya masih ada atau sudah sembuh. Namun, sebagian besar (lebih dari 60 %) penderita hepatitis C bersifat kronis, sehingga walaupun Anti HCVnya positip tetapi infeksi virus hepatitis C masih terjadi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan HBe Ag digunakan untuk mengetahu tingkat penularan virus dan perjalanan penyakit hepatitis B. HBeAg yang positip menunjukkan bahwa virus masih aktif bereplikasi dengan potensi penularannya lebih tinggi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan HBs Ag Confirmatory digunakan untuk memastikan (konfirmasi) pada hasil pemeriksaan Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) yang positip, tidak ada reaksi silang dengan antigen non-spesifik.  

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • IgM Anti HAV digunakan untuk mendeteksi adanya IgM antibodi terhadap hepatitis A. IgM Anti HAV yang positip mengindikasikan adanya infeksi virus Hepatitis A akut, artinya infeksi virus hepatitis A baru terjadi.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.
         

      • Pemeriksaan IgM Anti HBc digunakan untuk mengetahui adanya infeksi Hepatitis B fase akut. IgM anti HBc yang positip menunjukkan bahwa infeksi hepatitis yang terjadi adalah dalam fase akut.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • IgM Anti HCV digunakan untuk mendeteksi adanya  penanda infeksi akut virus Hepatitis C. Sebagian besar (>60 %) penderita Hepatitis C berlangsung kronis, sehingga hanya dengan Anti HCV yang positip belum bisa membedahkan apak infeksi baru saja terjadi, sudah lama atau sudah sembuh.  
        Spesimen pemeriksaan : serum 
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada Persiapan khusus

      • Bermanfaat dalam mengevaluasi imunitas humoral dan pemantauan terapi terutama pada penyakit yang ditandai dengan kenaikan atau penurunan kadar IgM seperti neoplasma limfoid dan infeksi.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan antibodi IgM spesifik terhadap Chlamydia pada serum tunggal manusia.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • CKMB Mas adalah pemeriksaan yang mengukur kadar enzym yang dihasilkan oleh kerusakan otot, terutama otot jantung.

        Pemeriksaan ini bertujuan ntuk menilai apakah seseorang sedang terkena serangan jantung atau tidak.

      • Pemeriksaan CK-MB digunakan untuk kondisi acute myocardial infarct (AMI) dan untuk penyakit/kerusakan otot skeletal. Oleh karena itu, adanya CK-MB dalam serum, tanpa adanya trauma/kerusakan otot yang lain, kemungkinan memberikan indikasi adanya kerusakan nekrotik jantung sebagai konsekuensi infark miokardial. Pada umumnya, CK-MB terdeteksi sekitar 5 jam setelah onset nyeri dada dan konsentrasi puncak tercapai 11-18 jam setelah infark.

      • CPK atau creatine phosphokinase (atau kadang hanya disebut sebagai CK atau creatine kinase) adalah enzim yang dapat ditemukan pada berbagai sel, terutama pada sel otot. Dilihat dari tipenya, enzim ini terdapat pada otot rangka (CK-MM), otot jantung (CK-MB), otak dan usus (CK-BB), dan mitokondria (CK-mt). Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel ini, maka ensim CPK akan bocor keluar. Pada saat terjadinya serangan jantung, CPK akan meningkat dalam 4-8 jam, mencapai puncak dalam 18 jam, dan kembali normal dalam 48-72 jam. Pemeriksaan CPK kurang spesifik pada jantung, karena juga meningkat pada penyakit otot rangka, trauma
         

      • LDH adalah enzim yang dimiliki hampir semua sel di dalam tubuh, termasuk sel darah, otot, otak, ginjal, pankreas, jantung, dan hati. Di dalam tubuh, LDH bertugas untuk mengubah gula yang didapat dari makanan menjadi energi yang dibutuhkan masing-masing sel dan jika sel rusak maka akan ditemukan peningkatan LDH dalam serum.

      • NT-proBNP atau N-terminal (NT)-pro hormone BNP adalah prohormon nonaktif yang dilepaskan dari molekul yang sama yang memproduksi BNP. Keduanya dilepaskan sebagai respons terhadap perubahan tekanan di dalam jantung. . NT-proBNP digunakan sebagai penanda untuk deteksi gagal jantung. Pada orang tanpa gejala pemeriksaan NT-proBNP juga dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi subklinis yang berisiko terhadap terjadinya gagal jantung dikemudian hari.

      • BNP adalah tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah hormon B-type natriuretic peptide (BNP) di dalam darah. B-type Natriuretic Peptide (BNP) adalah hormon yang dihasilkan oleh otot jantung ketika otot ventrikel jantung meregang atau mengalami tekanan. BNP berfungsi mengatur keseimbangan pengeluaran garam dan air, termasuk mengatur tekanan darah.

      • Tes Treadmill (Exercise Stress Test) adalah pemeriksaan fisik jantung guna memberikan informasi apakah jantung memiliki asupan darah dan oksigen dari sirkulasi saat terjadi aktifitas fisik. Karena latihan beban membuat jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat dibandingkan ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pemeriksaan ini dapat memberikan informasi masalah pada jantung yang tidak tampak dari hasil rekam EKG

        Jenis spesimen : Grafik Rekaman Treadmill
        Persiapan pemeriksaan : Tidak melakukan aktifitas yang berlebihan sebelum melakukan treadmill, Tidak makan dan minum (kecuali makanan ringan dan air putih) minimal 4 jam sebelum pemeriksaan untuk mengurangi mual dan muntah, Mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman, Mengisi kuesioner persiapan pemeriksaan treadmill

      • Troponin adalah sekelompok protein yang ditemukan dalam serat otot rangka dan jantung (jantung) yang mengatur kontraksi otot.Uji troponin merupakan tes yang lebih spesifik untuk mendiagnosis serangan jantung (infark miokard akut), untuk mendeteksi dan mengevaluasi cedera miokardium dan untuk membedakan nyeri dada karena serangan jantung atau karena penyebab lainnya.

      • C-Reactive Protein (CRP) adalah suatu protein yang dikeluarkan oleh hati serta dihasilkan dalam jumlah besar saat terjadi infeksi. Sebaliknya, pada peradangan yang terjadi dalam proses perkembangan aterosklerosis, peningkatan konsentrasi CRP jauh lebih kecil. Meskipun demikian, peningkatannya cukup bermakna bila dibandingkan dengan kondisi normal. Tes CRP mengukur jumlah CRP dalam darah untuk mendeteksi peradangan karena kondisi akut atau untuk memantau tingkat keparahan penyakit dalam kondisi kronis. Pemeriksaan high sensitivity CRP (hs-CRP) dapat mendeteksi konsentrasi CRP yang sangat kecil.

      • Troponin I merupakan subunit regulasi dari kompleks troponin yang berkaitan dengan filamen tipis aktin dalam sel otot jantung. High- sensitivity troponin I (hs-TnI) adalah alat diagnostik untuk mendeteksi kelainan gangguan jantung dengan cedera minimal pada otot jantung dengan konsentrasi Troponin I yang sangat kecil.

      • Adenosine deaminase adalah enzim yang merubah adenosine menjadi inosine dan deoxyadenosine menjadi deoxyinosine pada jalur katabolisme purin dan dengan cara ini mengkatalisis deaminasi yang irreversible. ADA merupakan indikator yang signifikan dari imunitas selular yang aktif . Konsentrasi ADA serum meningkat pada berbagai penyakit dimana imunitas seluler distimulasi. Pemeriksaan ADA Pleura untuk mendeteksi infeksi Mycobacterium tuberculosis.

      • PCP merupakan senyawa halusinasi yg bersifat dissociative bahkan bisa menyebabkan delirium (tidak bisa membedakan sama sekali antara mana yg tidak nyata dengan mana yg nyata) jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi PCP dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan PCP.                                                                                                                                                                                                                             

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                             

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus         

      • Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah seseorang mengalami infeksi bakteri Helicobacter pylori atau tidak. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan: Pemeriksan darah.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (plasma)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG Helicobacter pylori digunakan untuk membantu diagnosis penyebab penyakit gastritis (maag) dari kemungkinan penyebab infeksi oleh bakteri H. Pylori. Pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi Immunoglobulin (antibodi) G terhadap H.Pylori, Immunoglobulin ini akan meningkat 2 bulan setelah infeksi dan akan tetap bertahan lebih dari setahun paska pengobatan.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah.

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan IgM Helicobacter pylori digunakan untuk membantu diagnosis penyebab penyakit gastritis (maag) dari kemungkinan infeksi oleh bakteri H. Pylori. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung dan menyebabkan penyakit gastritis atau ulkus (luka) lambung. Pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi Immunoglobulin (antibodi) M terhadap H.Pylori, yang merupakan petanda infeksi awal dari bakteri ini.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Lipase adalah enzim yang dibuat oleh pankreas membantu pencernaan lemak. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu diagnosis gangguan pankreas. Konsentrasi lipase lebih tinggi menunjukkan adanya masalah pada pankreas seringkali karena pankreatitis.
         

      • Amylase adalah enzim yang diproduksi di pankreas dan oleh kelenjar saliva, berfungsi mengkonversi karbohidrat, glikogen dan polisakarida terkait menjadi gula sederhana yang lebih mudah dicerna. Tes amilase digunakan untuk mengukur jumlah enzim amilase dalam sampel darah (yang diambil dari vena) atau sampel urin. Dalam kondisi normal, kadar amilase dalam darah atau urine cenderung rendah. Namun, apabila pankreas atau kelenjar ludah rusak, jumlah amilase dalam darah dan urin akan meningkat.

        Fungsi pemeriksaan Amilase untuk membantu diagnosis dan pemantauan pankreatitis akut, pankreatitis kronis, dan kelainan lain yang melibatkan pankreas.

      • Prinsip pemeriksaan UBT didasarkan pada kemampuan urease, yang diproduksi bakteri Helicobacter pylori di dalam mukosa lambung, untuk menghidrolisis tablet C-urea. Enzim ini memecah urea dalam lambung menjadi ammonia dan karbondioksida (CO2), yang diabsorbsi ke dalam aliran darah dan kemudian dilepaskan melalui paru-paru. UBT berfungsi untuk mengidentifikasi infeksi yang disebabkan oleh Helicobacter Pylori.
         

      • Apolipoprotein (apo) adalah komponen protein dari lipoprotein, terdiri dari Apo A dan Apo B.  Apo A mengaktivasi ensim yang berperan dalam perubahan kolesterol di jaringan menjadi HDL dan pengenalan HDL pada reseptor di hati. Apo A-I berhubungan dengan kadar HDL dan dianggap lebih bagus daripada HDL sebagai indikator resiko penyakit jantung koroner (PJK).
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Apolipoprotein B berperan  dalam pembentukan VLDL di hati yang kemudian akan menjadi LDL. Apo B berhubungan dengan kadar LDL dan dapat diukur secara langsung, sehingga dianggap sebagai indikator risiko terjadinya PJK.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Cholesterol merupakan salah satu fraksi lemak darah, yang sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner dan penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis)

        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Tidak ada persiapan khusus, bila berpuasa 10 - 14 jam sebelumnya lebih baik
         

      • HDL  ( High Density Lipoprotein) cholesterol adalah komponen kolesterol yang seringkali disebut sebagai "kolesterol baik". HDL berperan dalam mengangkut kelebihan kolesterol dari pembuluh darah dan membawanya ke hati,  oleh karena itu dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. 
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Tidak ada persiapan khusus, bila berpuasa 10 - 14 jam sebelumnya lebih baik
         

      • LDL  ( Low Density Lipoprotein) cholesterol adalah komponen kolesterol yang seringkali disebut sebagai "kolesterol jahat", sehubungan dengan perannya dalam risiko penyakit kardiovaskuler. LDL bertugas mengangkut choleterol ke pembuluh darah dan turut berperan dalam pembentukan plak pembuluh darah yang dikenal ateroskleloris (penyempitan rongga pembuluh darah). 
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Tidak ada persiapan khusus, bila berpuasa 10 - 14 jam lebih baik
         

      • Lippoprotein (a) merupakan lippoprotein yang partikelnya mirip dengan LDL, saat ini diketahui sebagai faktor risiko independen terjadinya aterosklerosis. Kadarnya yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Panel profil lemak merupakan paket pemeriksaan fraksi lemak tubuh  yang terdiri dari cholesterol, trigliserida, HDL kolesterol, LDL kolesterol direct dan ratio HDL/LDL. 

        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Puasa 10-12 jam sebelumnya
         

      • Small Dense LDL adalah sub type LDL yang kecil dan padat, yang mempunyai sifat paling aterogenik, artinya memiliki kemungkinan lebih besar dalam membentuk plak pembuluh darah (aterosklerosis), dan berarti pula meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler bila kadarnya tinggi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Trigliserida merupakan adalah salah satu jenis lemak utama dalam aliran darah yang berfungsi sebagai simpanan kalori untuk cadangan energi  bagi tubuh. Kadar Trigliserida yang tinggi berkaitan dengan penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis), sindroma metabolik dan stroke
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Berpuasa 10 - 14 jam, dan sebaiknya diet rendah lemak 3 hari sebelum pemeriksaan
         

      • Kultur Biopsi Jaringan atau yang dikenal dengan Vitek adalah tes diagnostik yang melibatkan kultivasi sampel jaringan di laboratorium. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan mikroorganisme dalam sampel jaringan, yang dapat membantu mendiagnosis infeksi dan penyakit lainnya.

        Manfaat dari Kultur Biopsi Jaringan sangatlah besar dalam mendiagnosis penyakit infeksi. Dengan mengidentifikasi mikroorganisme tertentu yang ada dalam sampel jaringan, dokter dapat menentukan pilihan pengobatan yang paling efektif untuk pasien mereka. Tes ini juga dapat membantu mengidentifikasi strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik, yang dapat sangat penting dalam mencegah penyebaran infeksi yang berbahaya.

        Spesimen yang digunakan untuk Kultur Biopsi Jaringan biasanya berupa potongan kecil jaringan yang telah diambil dari tubuh pasien. Jaringan ini dapat diperoleh melalui biopsi atau prosedur bedah. Sampel jaringan kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

        Untuk mempersiapkan diri menjalani Kultur Biopsi Jaringan, pasien mungkin perlu menjalani biopsi atau prosedur bedah untuk mendapatkan sampel jaringan. Prosedur ini akan tergantung pada lokasi sampel jaringan dan kesehatan pasien secara keseluruhan. Setelah sampel jaringan diperoleh, sampel tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Laboratorium kemudian akan mengkultur sampel jaringan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang ada.

        Secara keseluruhan, Kultur Biopsi Jaringan adalah alat diagnostik yang sangat berharga yang dapat membantu mengidentifikasi keberadaan mikroorganisme dalam sampel jaringan. Tes ini dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit infeksi dan menentukan pilihan pengobatan yang paling efektif untuk pasien. Dengan memahami manfaat, spesimen, dan persiapan untuk tes ini, pasien dapat lebih siap untuk menjalani proses diagnostik.

      • Cairan Asites : Pengertian, Manfaat, Spesimen, dan Persiapan

        Cairan Asites adalah jenis cairan yang menumpuk di rongga perut manusia. Cairan ini juga dikenal sebagai cairan asites dan merupakan gejala umum dari penyakit hati, gagal jantung, dan kanker. Cairan asites berupa cairan bening kekuningan yang mengandung campuran protein, elektrolit, dan zat lainnya.

        Manfaat dari kultur Cairan Asites adalah dapat membantu mendiagnosis penyebab mendasar dari penumpukan cairan. Hal ini juga dapat membantu menentukan pengobatan yang tepat untuk pasien. Dengan melakukan kultur cairan, dapat mengidentifikasi keberadaan bakteri, jamur, atau mikroorganisme lain yang mungkin menyebabkan asites. Informasi ini dapat membantu dokter meresepkan antibiotik atau obat antijamur yang tepat untuk mengobati infeksi.

        Spesimen Cairan Asites dikumpulkan melalui prosedur yang disebut paracentesis. Selama prosedur ini, jarum dimasukkan ke dalam rongga perut untuk mengeluarkan cairan. Cairan kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis dan dikultur.

        Sebelum mengumpulkan cairan asites, perut pasien dibersihkan dengan solusi antiseptik. Pasien juga mungkin menerima anestesi lokal untuk mematikan rasa di area di mana jarum akan dimasukkan. Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik dan memakan waktu sekitar 30 menit untuk diselesaikan.

        Secara keseluruhan, kultur Cairan Asites adalah alat diagnostik penting untuk mengidentifikasi penyebab mendasar dari penumpukan cairan di rongga perut. Hal ini dapat membantu dokter meresepkan pengobatan yang tepat untuk pasien dan meningkatkan hasil kesehatan mereka secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala asites, penting untuk mencari perhatian medis dan membahas kemungkinan membiakkan cairan dengan dokter Anda.

      • Kultur Cairan Liquor adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya kuman dalam cairan liquor  Cerebrospinalis. Pada keadan normal cairan liquor adalah steril, adanya kuman mengindikasikan adanya infeksi yang berasal dari organ otak atau dari darah. Pemeriksaan kultur cairan liquor digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.

        Spesimen pemeriksaan : Cairan liquor cerebrospinalis (CSF), ditampung dalam wadah steril, dan harus segera diperiksa di Lab
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Kultur Cairan Pleura adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya kuman dalam cairan pleura. Adanya kuman mengindikasikan adanya infeksi, paling sering disebabkan karena infeksi organ paru. Pemeriksaan kultur cairan pleura digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.   

        Spesimen pemeriksaan : Cairan pleura, ditampung dalam wadah steril, dan harus segera diperiksa di Lab
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Cairan Sendi adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya kuman dalam cairan sendi. Pada keadaan normal cairan sendi adalah steril, adanya kuman mengindikasikan adanya infeksi pada rongga persendian. Pemeriksaan kultur cairan sendi digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai. 

        Spesimen pemeriksaan : Cairan sendi, ditampung dalam wadah steril, dan harus segera diperiksa di Lab
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur darah adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya bakteri dalam darah, penyebab penyakit bakterimia atau septisemia.  Pemeriksaan dilakukan dengan membiakan kuman, bila ada pertumbuhan akan diidentifikasi jenis kumannya dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah, dimasukan dalam media kultur
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.
         

      • Kultur Faeces adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi saluran pencernaan (terutama usus besar). Bakteri dalam spesimen dibiakan, kemudian diidentifikasi dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika. Pemeriksaan kultur faeces digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi pada saluran pencernaan, menentukan penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Faeces ditampung dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur G.O adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman Nisseria gonorrhoe, salah satu penyakit seksual menular yang menginfeksi uretra. Bakteri dalam spesimen sekret dibiakan, kemudian diidentifikasi dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika.   

        Spesimen pemeriksaan : Sekret, ditampung dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika atau disinfektan pada uretra sebelum pemeriksaan

      • Kultur Gall adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya kuman salmonella typhy atau paratyphi yang ada dalam darah. Pemeriksaan Gall digunakan untuk mendiagnosis penyakit typhus atau parathyphus. Kuman Salmonella ditemukan dalam darah pada awal minggu pertama penyakit thyphus.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah, yang dimasukkan dalam media gall
        Persiapan pemeriksaan : Tidak minum antibiotika sebelumnya.

      • Kultur Pus adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dalam spesimen pus (nanah). Pus merupakan cairan yang dikeluarkan oleh jaringan luka (terinfeksi) yang berisi bakteri, sel leukosit dan debris jaringan. Bakteri dalam spesimen dibiakan, kemudian diidentifikasi dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika.

        Spesimen pemeriksaan : Pus diambil dari dasar luka, ditempatkan dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Kultur Sekret adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada organ penghasil sekret (misalnya vagina, uretra, dll). Bakteri dalam spesimen dibiakan, kemudian diidentifikasi dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika. Pemeriksaan kultur sekret digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Sekret, ditampung dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Sperma adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada cairan sperma, menggunakan methode pembiakan. 

        Spesimen Pemeriksaan : Cairan sperma, ditampung dalam wadah steril
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Sputum adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada saluran pernafasan dan paru, tidak termasuk kuman M. Tbc. Bakteri dalam spesimen dibiakan, kemudian diidentifikasi dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika. Pemeriksaan kultur sputum digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi, menentukan penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Sputum ditampung dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Urine adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi pada saluran kemih dan ginjal. Pemeriksaan dilakukan dengan membiakan kuman yang ada pada spesimen urine. Secara normal dalam urine terdapat bakteri, peningkatan jumlah bakteri mengindikasikan adanya infeksi. Selanjutnya bakteri diidentifikasi jenisnya dan dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotika.

        Spesimen Pemeriksaan : Urine porsi tengah, ditampung dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak minum antibiotik sebelum pemeriksaan
         

      • Kultur Usap Hidung adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada hidung dengan methode pembiakan. Pemeriksaan kultur usap hidung digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Usap hidung, ditampung dalam wadah steril atau media khusus
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Usap Mata adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada organ mata, dengan methode pembiakan. Pemeriksaan kultur usap mata digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Usap sekret mata, ditampung dalam wadah steril
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Usap Rektal merupakan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya kuman Samonella, Shigella, Vibro cholerae dan Eschericia coli pathogen dalam spesimen usap rektal. Pemeriksaan ini biasanya digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada orang yang berhubungan dengan pengolahan makanan terhadap kemungkinan adanya infeksi laten dari kuman-kuman tersebut.  

        Spesimen pemeriksaan : Usap rektal, ditampung dalam wadah steril atau dalam media khusus
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Usap Telinga adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada saluran telinga dengan methode pembiakan. Pemeriksaan kultur usap cairan telinga digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Usap cairan telinga, ditampung dalam wadah steril atau dalam media khusus
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • Kultur Usap Tenggorok adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi pada tenggorokan dengan methode pembiakan. Pemeriksaan kultur usap tenggorokan digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit infeksi, menentukan kuman penyebab dan jenis antibiotika yang sesuai.  

        Spesimen pemeriksaan : Usap tenggorokan, ditampung dalam wadah steril atau dalam media khusus
        Persiapan pemeriksaan : Tidak menggunakan antibiotika sebelum pemeriksaan

      • M. TBC-PCR adalah pemeriksaan untuk mendeteksi DNA bakteri Mycobacterium tubercullosa (TBC) menggunakan methode PCR. Keuntungan dengan menggunakan methode PCR adalah hasil pemeriksaan lebih cepat, bila dibandingkan dengan metode biakan kuman (kultur) yang biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan.

        Spesimen Pemeriksdaan : Sputum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat BTA merupakan pemeriksaan untuk mengidentifikasi bakteri yang bersifat tahan asam, seperti Mycobacterium Tuberculosis penyebab penyakit TBC, atau Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra. 
        Spesimen : Sputum (dahak), kerokan kulit atau sesuai jaringan yang diduga terinfeksi. 
        Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan Preparat BTA serial adalah pemeriksaan Preparat BTA dengan menggunakan sample serial untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan kuman. Sample (biasanya sputum) diambil pada pagi dan sewaktu (siang atau sore hari). Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi adanya kuman/bakteri tahan asam, seperti Mycobacterium Tuberculosis penyebab penyakit TBC. 

        Spesimen : Sputum diambil pada pagi hari dan diambil lagi pada siang atau sore hari. 
        Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat Candida adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya jamur Candida spesies - jamur yang menyebabkan penyakit candidiasis. Secara normal, Candida bisa ditemukan hidup di kulit, dan bagian tubuh tertentu seperti mulut, tenggorokan, usus dan vagina tanpa menyebakan suatu gejala. 

        Spesimen pemeriksaan: Sekret (vagina, uretra), kerokan kulit, atau jaringan lain yang terindikasi. 
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat GO adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoe. Pemeriksaan dilakukan secara mikroskopis dengan mengamati preparat dibawah mikroskop setelah proses pengecatan. 

        Spesimen : Sekret (vagina, uretra, mata) urine, spesimen paling baik diambil pagi hari sebelum buang air seni. 
        Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat Gram merupakan pemeriksaan identifikasi kuman atau bakteri secara mikroskopis setelah proses pewarnaan.  Adanya bakteri akan dilaporkan menurut bentuk (bulat atau batang) dan warna;Gram Positif (berwarna Ungu tua / biru) dan Gram Negatif (berwarna merah).  

        Spesimen : Sesuai cairan tubuh yang diperiksa.
        Persiapan Pasien : Tidak minum antibiotik atau memberikan disinfektan sebelum pemeriksaan.

      • Preparat Jamur adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya jamur pada spesimen menggunakan pengamatan mikroskopis. Pemeriksaan ini digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit yang disebabkan  jamur, seperti Candida sp, aspergillus, Trycophyton. 

        Spesimen : Sekret (vagina, uretra), kerokan kulit atau spesimen lain sesuai indikasi.
        Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat Lepra (Leprosy) adalah pemeriksaam untuk mendeteksi adanya bakteri Mycobacterium leprae, kuman penyebab penyakit lepra. 
        Leprae.

        Spesimen : Reitz serum (dari cuping telinga), kerikan kulit. 
        Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat Sekret merupakan pemeriksaan mikroskopis untuk mengidentifikasi mikroorganisme (parasit, jamur atau bakteri) dalam spesimen sekret.  Sekret adalah mukus atau lendir yang dihasilkan oleh kelenjar atau sel-sel tubuh. Pemeriksaan sekret banyak dilakukan pada sekret vagina atau uretra untuk pemeriksaan penyakit menular seksual atau keluhan lainnya.  

        Spesimen : sektret uretra, vagina atau sekret sesuai indikasi infeksi.  
        Persiapan Pasien : Tidak membersikan bagian yang akan diperiksa menggunakan disinfektan, sebelum diperiksa

      • Pemeriksaan Preparat Trichomonas digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit Trichomonas Vaginalis. Parasit ini merupakan penyebab penyakit trikomoniasis, penyakit seksual menular yang disebabkan oleh parasit. Trikomoniasis menyebabkan keluarnya cairan berbau busuk pada vagina, kelamin gatal, dan nyeri saat buang air kecil pada wanita. 

        Spesimen : Sekret (vagina, uretra), urine. 
        Persiapan Pasien : Tidak memakai antiseptik vaginal atau minum antibiotik sebelum pemeriksaan

      • Pemeriksaan untuk mendeteksi ekspresi fusi protein BCR-ABL yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada atau tidaknya Kromosom Philadelphia. Kromosom Philadelphia ditemukan pada lebih dari 90% pasien chronic myeloid leukemia (CML) dewasa, 15-30% orang dewasa dengan acute lymphoblastic leukemia (ALL) dan 2% acute myeloid leukemia (AML). Gen BCR-ABL mengkode protein yang memiliki aktivitas tirosin kinase yang kuat dan aktif secara konsitutif (mengaktivasi sejumlah protein yang terlibat dalam regulasi siklus sel yang mempercepat pembelahan sel dan mempengaruhi DNA repair). Pemeriksaan BCR - ABL kualitatif menggunakan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan. Manfaat Pemeriksaan untuk membantu menkonfirmasi diagnosis untuk kanker darah chronic myeloid leukemia (CML) atau leukemia lainnya seperti acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau acute myeloid leukemia (AML)

      • Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi fusi BCR-ABL p210 menggunakan reaksi real-time quantitative polymerase chain reaction (QPCR) , karena >95% fusi p210 ini ditemukan pada pasien CML. Imatinib, nilotinib, dan dasatinib merupakan inhibitor BCR-ABL tirosin kinase yang didesain untuk menghambat aktivitas BCR-ABL. Manfaat pemeriksaan ini untuk pemantauan terapi dan menilai respon pengobatan pasien Chronic Myeloid Leukemia (CML), Indikator prognosis, Indikator Awal Ketidakpatuhan Terapi, dan Deteksi Kekambuhan (Relapse) 

      • Pemeriksaan HBV-DNA merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi materi genitik DNA virus Hepatitis B menggunakan metode PCR. Hasil pemeriksaan HBV-DNA positip mengindikasikan adanya infeksi virus Hepatitis B dalam tubuh. Pemeriksaan HBV-DNA secara kuantitatif dapat digunakan untuk memantau terapi obat viral dan perkembangan penyakit.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • HBV DNA Genotyping adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi genotype virus Hepatitis B. Pemeriksaan ini dilakukan setelah diketahui pemeriksaan HBV-DNA positip. Virus Hepatitis B diklasifikasikan menjadi 10 genotipe (A- J), berdasarkan perbedaan genetik dalam urutan genom. Genotyping virus penting dalam mempertimbangkan respon terapi peginteferon atau obat antiviral Hepatitis B

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan HCV-RNA merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi RNA virus Hepatitis C menggunakan metode RT-PCR. Hasil pemeriksaan HCV-RNA positip mengindikasikan adanya infeksi virus Hepatitis C dalam tubuh. Pemeriksaan HCV-RNA digunakan untuk pemeriksaan konfirmasi adanya infeksi oleh Hepatitis C, disamping juga digunakan untuk memantau terapi obat viral dan perkembangan penyakit.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • HCV-Genotipe adalah pemeriksaan untuk mengetahui genotipe dan subtipe HCV melalui penentuan urutan nukleotida dalam genom HCV. Pemeriksaan HCV genotipe dilakukan  pada pasien yang terinfeksi HCV (HCV RNA positif), untuk mempertimbangkan respon obat anti viral maupun interferon. Pemeriksaan HCV genotipe hendaknya dilakukan bersama-sama dengan pemeriksaan HCV RNA kuantitatif sebelum terapi dimulai.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Human Papilloma virus (HPV) merupakan virus yang menginfeksi epithel genital, dan diketahui berhubungan dengan kanker serviks. Type 16 dan 18 adalah type high risk yang diketahui lebih carsinogenik dan prevalensinya lebih banyak,  sedangkan type high risk lain adalah type 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59 dan 68. Pemeriksaan HPV mendeteksi adanya viris HPV type high risk 16 dan 18, disamping type high risk lain. Pemeriksaan dilakukan dengan methode real time-PCR

        Spesimen Pemeriksaan : Usap atau bilas sekret vagina
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak menggunakan disinfektan sebelum pemeriksaan

      • Non Invasive Prenatal Test (NIPT) merupakan pemeriksaan (screening) pada awal masa kehamilan (prenatal) yang dilakukan secara non invasif untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin. Dimana pada pemeriksaan ini dapat melihat kelainan 4 kromosom, termasuk jeniskelamin dan kehamilan tunggal atau kembar.

      • Non Invasive Prenatal Test (NIPT) merupakan pemeriksaan (screening) pada awal masa kehamilan (prenatal) yang dilakukan secara non invasif untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin. Dimana pada pemeriksaan ini dapat melihat kelainan 23 kromoson dan 20 jenis syndrome.

      • Non Invasive Prenatal Test (NIPT) merupakan pemeriksaan (screening) pada awal masa kehamilan (prenatal) yang dilakukan secara non invasif untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin yang dilihat melalui kelainan kromosom.

      • SARS-CoV-2 (RT-PCR) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi RNA virus SARS-CoV-2 menggunakan metode real time RT-PCR, yang merupakan pemeriksaan standard baku untuk konfirmasi infeksi SARS-CoV-2 - virus penyebab penyakit COVID-19. Keberadaan virus sudah bisa terdeteksi sejak 2 - 3 hari sebelum timbul gejala, dan akan mencapai puncaknya ketika timbul gejala. 

        Spesimen Pemeriksaan : Usap nasofaring dan orofaring (tenggorokan), sputum
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • SARS-CoV-2 RNA adalah pemeriksaan untuk mendeteksi RNA virus SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode reverse trancription -  insulated isothermal polymerase chain reaction (RT-iiPCR), yang termasuk bagian dari metode NAAT (metode standard untuk deteksi SARS-CoV-2). Target gen deteksi adalah gen RdRP, dan kelebihan dari metode ini adalah hasil pemeriksaan dapat diperoleh lebih cepat. 

        Spesimen Pemeriksaan : Usap nasofaring dan orofaring (tenggorokan), sputum
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Amphetamine adalah obat golongan stimulansia sistem saraf pusat yang digunakan untuk menangani Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Selain itu, obat golongan ini juga bermanfaat pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Amphetamin dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan amphetamin.                                                                                           

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                               

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus    

      • Barbiturat adalah obat yang berfungsi sebagai depresan sistem saraf pusat dan berdasarkan sifatnya, obat ini menghasilkan efek spektrum yang luas, dari sedasi ringan hingga anestesi total. Barbiturat secara terapi digunakan sebagai anestesi, antikonvulsan, ansiolitik, hipnotik, dan obat penenang. Obat ini juga seringkali disalahgunakan karena efek sedasinya. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Barbiturat dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan Barbiturat.       

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                           

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus                                                                                              

      • Benzodiazepin adalah jenis obat yang memiliki efek sedatif atau menenangkan. Benzodiazepin diresepkan bagi pasien dengan gangguan cemas dan dapat digunakan dalam pengobatan jangka pendek pada beberapa masalah tidur tertentu. Obat tersebut dapat diresepkan oleh dokter untuk mengobati orang yang mengalami mania. Kebanyakan benzodiazepin berbentuk tablet. Namun, di rumah sakit, benzodiazepin dapat diberikan dengan disuntikkan kepada pasien. Benzodiazepin meningkatkan efek zat kimia alami dalam otak kemudian mengakibatkan pasien merasa lebih tenang. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Benzodiazepine dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan benzodiazepine.                                                                                                                                               

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                       

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Cannabis sativa adalah spesies yang menghasilkan bahan kimia yang dikenali sebagai cannabinoids. Cannabinoid utama cannabis adalah tetrahydrocannabinol (THC) dan merupakan bahan psikoaktif yang memberikan halusinasi bagi setiap orang yang menggunakan. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Cannabinoid dalam urin, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan Cannabinoid.                                                                                                                                                                         

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                             

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Kokain adalah stimulan ilegal yang sangat adiktif yang diperoleh dari daun tanaman koka atau melalui sintesis kimia. kokain akan memicu metabolisme menjadi sangat cepat, sehingga pengguna kokain akan merasa mendapatkan banyak energi, meskipun penggunaan kokain akan berakibat fatal bagi kesehatan fisik maupun mental. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Coccain dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan coccain.                                               

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                               

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Methampetamin adalah suatu obat yang dengan kuat mengaktifkan sistem tertentu di dalam otak. Ia berkaitan erat secara kimiawi dengan amphemtamine namun efek methamphetamin pada sistem saraf pusat lebih besar. Penggunaan obat ini akan mengakibatkan suatu keadaan selalu terjaga, meningkatnya kegiatan fisik, menurunnya nafsu makan, meningkatnya respirasi, hipotermia dan euforia. Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi metamphetamin dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan metamphetamin.                                                                                                                                                                                                   

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                               

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Morphine merupakan senyawa narkotika yang ada dalam tiap kandungan obat sebagai penghilang rasa nyeri.  Akan tetapi dalam penggunaan yang berlebihan akan menimbulkan ketergantungan yang mungkin bisa berakibat fatal pada pasien.
        Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Opiat / Morphine dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan Opiat / Morphine.                 

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                      Persiapan

        Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Opiate merupakan senyawa narkotika yang ada dalam tiap kandungan obat sebagai penghilang rasa nyeri.  Akan tetapi dalam penggunaan yang berlebihan akan menimbulkan ketergantungan yang mungkin bisa berakibat fatal pada pasien.
        Fungsi Pemeriksaan : Mendeteksi Opiat / Morphine dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan Opiat / Morphine.                   

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                                Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Panel uji cepat multi obat adalah uji skrining rapid urine test menggunakan antibodi monoklonal untuk selektif mendeteksi peningkatan tingkat obat khusus dalam urine yaitu canabinoid,amphetamin &morphine. Fungsi pemeriksaan : Mendeteksi panel narkoba 3 jenis yaitu canabinoid,amphetamin &morphine dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan cannabinoid,amphetamin &morphine

      • Panel uji cepat multi obat adalah uji skrining rapid urine test menggunakan antibodi monoklonal untuk selektif mendeteksi peningkatan tingkat obat khusus dalam urine yaitu canabinoid,amphetamin,morphine,coccain,methamphetamin & benzodiazepin. Fungsi pemeriksaan : Mendeteksi panel narkoba 6 jenis yaitu canabinoid,amphetamin,morphine,coccain,methamphetamin & benzodiazepin dalam urin secara kualitatif, sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi penyalahgunaan canabinoid,amphetamin,morphine,coccain,methamphetamin & benzodiazepin.                                                                                                                                               

        Spesimen Pemeriksaan : Urin sewaktu                                                                                                                                                                                                               

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • C-Telo Peptide (CTx) adalah senyawa peptida yang dihasilkan dari proses pemecahan molekul telomere. Telomere adalah bagian ujung kromosom yang berfungsi untuk melindungi DNA dari kerusakan. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, telomere akan mengalami pemendekan dan akhirnya memicu penuaan dan berbagai penyakit terkait usia.

        Manfaat C-Telo Peptide (CTx) sangat beragam, di antaranya:

        1. Mencegah penuaan dini
        C-Telo Peptide (CTx) dapat membantu memperpanjang telomere dan mencegah pemendekan telomere yang terjadi akibat penuaan. Dengan demikian, C-Telo Peptide (CTx) dapat membantu mencegah penuaan dini dan menjaga kesehatan sel tubuh.

        2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
        C-Telo Peptide (CTx) juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memperbaiki fungsi sel-sel imun. Hal ini dapat membantu tubuh melawan berbagai penyakit dan infeksi.

        3. Meningkatkan kualitas tidur
        C-Telo Peptide (CTx) dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dengan cara mengurangi stres dan meningkatkan produksi hormon melatonin. Hal ini dapat membantu tubuh lebih rileks dan nyaman saat tidur.

        Spesimen yang digunakan untuk memeriksa kadar C-Telo Peptide (CTx) adalah darah. Untuk mempersiapkan spesimen, pasien harus berpuasa selama 8-12 jam sebelum pengambilan sampel darah. Setelah itu, sampel darah akan diambil dari vena di lengan pasien.

        Untuk mempersiapkan diri sebelum pemeriksaan, pasien disarankan untuk menghindari makanan berlemak dan minuman beralkohol selama 24 jam sebelum pengambilan sampel darah. Pasien juga disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat selama 24 jam sebelum pemeriksaan.

        Dalam kesimpulan, C-Telo Peptide (CTx) adalah senyawa peptida yang dapat membantu mencegah penuaan dini, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kualitas tidur. Spesimen yang digunakan untuk memeriksa kadar C-Telo Peptide (CTx) adalah darah, dan pasien harus mempersiapkan diri dengan benar sebelum pemeriksaan.

      • Osteokalsin adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel tulang dan berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang. Protein ini juga dikenal sebagai bone Gla protein (BGP) atau gamma-carboxyglutamic acid-containing protein (Gla-CP).

        Manfaat Osteokalsin

        Osteokalsin memiliki beberapa manfaat penting bagi kesehatan tulang dan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari osteokalsin:

        1. Meningkatkan kepadatan tulang

        Osteokalsin membantu meningkatkan kepadatan tulang dengan merangsang produksi sel-sel tulang baru dan meningkatkan penyerapan kalsium oleh tulang. Hal ini dapat membantu mencegah osteoporosis dan memperkuat tulang.

        2. Meningkatkan kesehatan jantung

        Osteokalsin juga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini karena osteokalsin dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.

        3. Meningkatkan metabolisme

        Osteokalsin juga dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh dengan meningkatkan pembakaran lemak dan meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini dapat membantu mencegah obesitas dan penyakit terkait lainnya.

        Spesimen dan Persiapan

        Untuk mengukur kadar osteokalsin dalam tubuh, dokter dapat melakukan tes darah atau urin. Sebelum tes, pasien harus mematuhi instruksi persiapan yang diberikan oleh dokter, seperti tidak makan atau minum selama beberapa jam sebelum tes.

        Kesimpulan

        Osteokalsin adalah protein penting yang diproduksi oleh sel-sel tulang dan memiliki manfaat penting bagi kesehatan tulang dan tubuh secara keseluruhan. Tes darah atau urin dapat dilakukan untuk mengukur kadar osteokalsin dalam tubuh, dan persiapan yang tepat harus diikuti sebelum tes dilakukan.

      • FNA (Fine Needle Aspiration) adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau cairan dari tubuh menggunakan jarum halus. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mendiagnosis kondisi medis seperti kanker, infeksi, atau pembengkakan.

        Manfaat dari FNA adalah dapat membantu dokter dalam mendiagnosis kondisi medis dengan cepat dan akurat. Prosedur ini juga minim invasif dan tidak memerlukan waktu pemulihan yang lama. Selain itu, FNA juga dapat membantu menghindari prosedur yang lebih invasif seperti biopsi atau operasi.

        Spesimen yang diambil melalui FNA dapat berupa jaringan atau cairan dari berbagai bagian tubuh seperti kelenjar getah bening, payudara, tiroid, paru-paru, hati, dan ginjal. Spesimen ini kemudian akan dianalisis di laboratorium untuk mendiagnosis kondisi medis.

        Persiapan sebelum melakukan FNA meliputi pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Pasien juga harus memberi tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau memiliki kondisi medis tertentu seperti gangguan pembekuan darah. Selain itu, pasien juga harus berpuasa selama beberapa jam sebelum prosedur dilakukan.

        Dalam kesimpulannya, FNA adalah prosedur medis yang penting dalam mendiagnosis kondisi medis. Prosedur ini memiliki manfaat yang banyak dan minim invasif. Namun, persiapan sebelum melakukan FNA juga sangat penting untuk memastikan keberhasilan prosedur ini.

      • Pap Smear: Definisi, Manfaat, Spesimen, dan Persiapan

        Pap smear adalah tes medis yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan sel pada leher rahim. Tes ini biasanya dilakukan oleh dokter kandungan atau bidan dan merupakan salah satu cara untuk mencegah kanker serviks.

        Manfaat Pap Smear

        Pap smear memiliki manfaat yang sangat penting bagi kesehatan wanita. Beberapa manfaatnya antara lain:

        1. Mencegah kanker serviks
        Pap smear dapat mendeteksi perubahan sel pada leher rahim yang dapat berkembang menjadi kanker serviks. Dengan melakukan tes ini secara teratur, wanita dapat mencegah terjadinya kanker serviks.

        2. Mendeteksi infeksi
        Pap smear juga dapat mendeteksi adanya infeksi pada leher rahim, seperti infeksi HPV atau infeksi bakteri. Dengan mendeteksi infeksi secara dini, wanita dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat.

        3. Menjaga kesehatan reproduksi
        Pap smear juga dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi wanita. Dengan mengetahui kondisi leher rahim, dokter dapat memberikan saran atau pengobatan yang tepat untuk menjaga kesehatan reproduksi.

        Spesimen Pap Smear

        Spesimen yang diambil pada saat Pap smear adalah sel-sel dari leher rahim. Sel-sel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi adanya perubahan sel atau infeksi.

        Persiapan Pap Smear

        Untuk melakukan Pap smear, wanita harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. Beberapa persiapan yang perlu dilakukan antara lain:

        1. Jangan melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum tes dilakukan.
        2. Jangan menggunakan tampon atau obat-obatan vagina selama 24 jam sebelum tes dilakukan.
        3. Jangan melakukan douching selama 24 jam sebelum tes dilakukan.
        4. Jangan melakukan tes Pap smear selama menstruasi.

        Pap smear adalah tes medis yang sangat penting bagi kesehatan wanita. Dengan melakukan tes ini secara teratur, wanita dapat mencegah terjadinya kanker serviks dan

      • Pap Smear (Liquid C Prep) - Definisi, Manfaat, Spesimen, Persiapan

        Pap smear adalah tes medis yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan sel abnormal pada leher rahim. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim dan kemudian diperiksa di laboratorium. Salah satu jenis pap smear yang umum dilakukan adalah pap smear dengan metode Liquid C Prep.

        Manfaat Pap Smear (Liquid C Prep)

        Pap smear dengan metode Liquid C Prep memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

        1. Mendeteksi dini kanker serviks

        Pap smear dengan metode Liquid C Prep dapat membantu mendeteksi dini adanya kanker serviks. Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita dan dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati dengan tepat.

        2. Mendeteksi dini adanya perubahan sel abnormal

        Pap smear dengan metode Liquid C Prep juga dapat membantu mendeteksi dini adanya perubahan sel abnormal pada leher rahim. Perubahan sel abnormal ini dapat menjadi tanda awal terjadinya kanker serviks.

        3. Meningkatkan peluang penyembuhan

        Dengan mendeteksi dini adanya kanker serviks atau perubahan sel abnormal, maka peluang penyembuhan akan semakin besar. Pengobatan dapat dilakukan lebih awal sehingga dapat menghindari komplikasi yang lebih serius.

        Spesimen Pap Smear (Liquid C Prep)

        Spesimen yang diambil pada pap smear dengan metode Liquid C Prep adalah sel-sel dari leher rahim. Sel-sel ini kemudian ditempatkan dalam cairan khusus yang akan membantu mempertahankan keutuhan sel-sel tersebut.

        Persiapan Pap Smear (Liquid C Prep)

        Untuk melakukan pap smear dengan metode Liquid C Prep, sebaiknya Anda melakukan persiapan sebagai berikut:

        1. Hindari melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum tes dilakukan.

        2. Jangan menggunakan tampon atau melakukan douche selama 24 jam sebelum tes dilakukan.

        3. Jangan menggunakan krim atau obat-obatan vagina selama 24 jam se

      • Alfa Feto Protein (AFP) merupakan oncofetal protein, yang secara normal diproduksi oleh jaringan hati janin dan yolk sac, pada orang dewasa normal didapatkan dengan kadar yang rendah sekali. Pemeriksaan AFP digunakan untuk pemeriksaan penanda tumor, terutama tumor hati. AFP juga meningkat pada penyakit cirrhosis dan hepatitis kronis aktif, dan penyakit cancer lain seperti canser lambung, usus besar, dan payudara.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Cancer Antige 15-3 merupakan pemeriksaan penanda tumor untuk breast cancer (kanker payudara) dan juga untuk monitoring pengobatannya. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Carsinoembrionic Antigen  (CEA) adalah protein yang normal didapatkan pada jaringan usus janin. Pemeriksaan CEA digunakan untuk pemeriksan penanda tumor, terutama tumor colorectal dan paru-paru, walaupun kadar CEA juga ditemukan meningkat pada kanker payudara, prostat, ovarium, pankreas, thyroid dan liver

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Penanda tumor pankreas dan pemantauan terhadap pengobatan pada pasien kanker kolorektal.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Tumor marker untuk monitor terhadap pankreatitis, sirosis hati, penyakit paru, kelainan ginekologi, kelainan ovarium, kelainan payudara dan saluran cerna.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Tumor marker untuk monitor terapi pada kanker ovarium.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

         

      • Pemeriksaan untuk diagnosis kelainan paru seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma dan emfisema, serta bisa digunakan untuk monitor kelainan pada hati dan gagal ginjal.

      • Merupakan protein utama yang ditemukan dalam sitosol sel, dikeluarkankan selama aktivasi sel atau kematian sel dan dapat meningkat 5 sampai 40 kali pada infeksi dan peradangan. Digunakan untuk membedakan IBD (Inflammatory Bowel Disease) dan IBS (Irritable Bowel Syndrome), Menilai respon terapi pada IBD dan Menilai diare kronik karena inflamasi
        Spesimen Pemeriksaan: Faeses
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk monitor kanker ovarium & biomarker yang mampu membedakan antara maligna ovarium dengan endometriosis.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Untuk diagnosis dan pemantauan terapi Kanker paru dan neuroblastoma.

        Pemeriksaan : - 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Prostate Spesific Antigen (PSA) adalah pemeriksaan penanda kanker prostat disamping. Disamping itu, pemeriksaan PSA juga digunakan untuk monitoring respon terapi dan keberhasilan pengobatan. PSA dapat dideteksi pada semua orang laki-laki, dan kadarnya akan meningkat pada penderita kanker prostat. Seseorang dengan kadar PSA lebih dari 10 ng/mL mempunyai kemungkinan tinggi indikasi kanker prostat. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan Free PSA digunakan untuk membedahkan antara kanker prostat dengan Benign Prostate Hypertrophy (BPH ), terutama pada kadar PSA di area "diagnostic gray zone" yakni  4,0 - 10,0 ng/mL. Prosentase free PSA kurang dari 25 % mengindikasikan besar kemungkinan kanker prostat.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Formula kombinasi pemeriksaan CA125 & HE4 yang digunakan untuk mengetahui resiko keganasan pada pasien dengan adanya massa pelvis. Untuk setiap permintaan tes ROMA, harus menyertakan status menopause.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai prognosis, kekambuhan dan monitoring penyakit sel squamosa seperti faring, laring, palatum, lidah dan leher.

      • Pemeriksaan Anti DHF Rapid mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap virus DHF, penyebab penyakit demam berdarah dengue. Pemeriksaan anti DHF rapid menggunakan methode immunochromatografi sehingga hasil yang didapatkan lebih cepat dan praktis. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan anti HIV digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus HIV, virus penyebab penyakit AIDS. Anti HIV Positip mengindikasikan adanya infeksi oleh virus HIV. Penggunaan deteksi antigen P24 pada pemeriksaan Anti HIV generasi terkini dapat meningkatkan sensitifitas karena bisa mendeteksi pada window periode.

        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemerisaan Dengue NS1 digunakan untuk mendiagnosis penyakit demam berdarah dengue (DHF), dengan mendeteksi keberadaan antigen non-struktural 1 virus DHF. Dibanding dengan pemeriksaan IgG dan IgM DHF, pemeriksaan NS1 dapat mendeteksi infeksi virus DHF lebih awal, yaitu 1 - 3 hari sejak mulai demam.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan Viral Load merupakan pemeriksaan untuk mengukur jumlah virus HIV dalam darah. Ada beberapa cara untuk melakukan tes ini, salah satunya Metode PCR (polymerase chain reaction) memakai suatu enzim untuk menggandakan HIV dalam darah. Kemudian reaksi kimia menandai virus.

      • Pemeriksaan IgG Anti DHF mendeteksi keberadaan antibodi IgG  terhadap virus DHF, penyebab penyakit demam berdarah dengue. Antibodi ini muncul 5-7 hari setelah infeksi, dan keberadaan IgG anti DHF yang positip mengindikasikan pada infeksi sekunder DHF.  Pemeriksaan menggunakan methode ELISA

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan antibodi IgM spesifik terhadap Chlamydia pada serum tunggal manusia.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM Anti DHF mendeteksi keberadaan antibodi IgM  terhadap virus DHF, penyebab penyakit demam berdarah dengue. Immunoglobulim M ini muncul pada tahap awal infeksi infeksi primer, dan bisa muncul juga pada infeksi sekunder. Keberadaan IgM anti DHF yang positip tanpa diserai dengan IgG Anti DHF positip mengindikasikan pada infeksi primer DHF. Pemeriksaan menggunakan methode ELISA

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • IgM Anti Salmonella typhi (Tubex TF) merupakan salah satu pemeriksaan untuk membantu mendiagnosis penyakit tifus, dengan mendeteksi keberadaan antibodi IgM Salmonella typhi O9 dalam darah. Saat ini, pemeriksaan tubex merupakan pemeriksaan serologi yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang lebih baik, dalam mendeteksi adanya infeksi Salmonella typhi penyebab penyakit tifus.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Digunakan untuk mendiagnosis malaria, gangguan parasit pada darah, menilai penyakit demam yang belum diketahui penyebabnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Larva imatur yang ditemukan di darah atau kulit dan mencapai tingkat infektif di dalam tubuh nyamuk.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • SARS CoV-2 Antigen Test mendeteksi keberadaan protein spesifik (antigen) virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Efektifitas deteksi paling tinggi didapatkan pada awal minggu pertama gejala, dan rata-rata akan menghilang pada minggu ke-2.

        Spesimen Pemeriksaan : Usap nasofaring atau usap hidung

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan Anti-Amoeba digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap amoeba, terutama Entamoeba histolitica. Kondisi terinfeksi oleh amoeba dikenal dengan sebutan amubiasis.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (plasma)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Interferon-Gamma Release Assays (IGRA) adalah pemeriksaan darah yang digunakan untuk membantu dalam diagnosis penyakit Tuberkulosis (TB) maupun Infeksi Laten Tuberkulosis (LTBI). Pemeriksaan ini mengukur respon imun seluler terhadap M. Tuberculosis (M. TBC). Hasil Test IGRA yang positip mengindikasikan adanya infeksi oleh kuman TBC

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (plasma)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Widal merupakan test yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan agglutinin  (antibodi) pada serum pasien dengan  penyakit tifoid atau paratifoid, guna untuk membantu mendiagnosis penyakit tifoid atau paratifoid.  Pemeriksaan ini masih banyak dilakukan di Indonesia karena praktis, cepat, mudah, dan murah. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Tes IgG untuk antibodi kardiolipin sering digunakan untuk membantu menentukan penyebab: 1. Penggumpalan darah yang tidak diketahui (episode trombotik) 2. Evaluasi untuk sindrom antiphospolipid atau penyakit autoimun lainnya 3. Evaluasi keguguran berulang.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Tes IgM untuk antibodi kardiolipin sering digunakan untuk membantu menentukan penyebab: 1. Penggumpalan darah yang tidak diketahui (episode trombotik) 2. Evaluasi untuk sindrom antiphospolipid atau penyakit autoimun lainnya 3. Evaluasi keguguran berulang.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • ANA (IF) Merupakan pemeriksaan untuk Skrining Anti Nuclear Antibodi pada individu dengan dugaan penyakit autoimun.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Dengan melakukan pemeriksaan ANA panel, dapat dilakukan proses diferensiasi autoantibodi yang terdapat dalam sampel ANA IF positif. Oleh karena itu hasil ANA panel yang sesuai dengan hasil ANA IF disertai gambaran klinis pasien dapat membantu klinisi untuk menetapkan diagnosis penyakit autoimun.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Dengan melakukan pemeriksaan ANA Test, dapat dilakukan proses diferensiasi autoantibodi yang terdapat dalam sampel ANA IF positif. Oleh karena itu hasil ANA Test yang sesuai dengan hasil ANA IF disertai gambaran klinis pasien dapat membantu klinisi untuk menetapkan diagnosis penyakit autoimun.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan ini berguna sebagai tes konfirmasi untuk SLE, memantau aktivitas penyakit dan respon pengobatan.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Anti Streptolisin-O (ASO/ASTO) kuantitatif/titer adalah pemeriksaan untuk menngukur kadar  antibodi terhadap Streptolisin-O - enzym yang dihasilkan oleh kuman streptokokus group A. Titer yang tinggi yang didapatkan pada pasien glomerulonephritis atau endocarditis, mengindikasikan penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Anti Streptolisin-O (ASO/ASTO) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi terhadap Streptolisin-O - enzym yang dihasilkan oleh kuman streptokokus group A. Keberadaan antibodi ini mengindikasikan sedang atau paska infeksi bakteri streptokokus, yang bisa menyebabkan  demam rheumatic (bisa mengakibatkan kerusakan serius terhadap katup jantung) dan glomerulonephritis. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG untuk mengetahui sindroma antibodi, antifosfolipid, antibodi terhadap molekul spesifik yang dapat menyebabkan gangguan kehamilan berulang, keguguran spontan, keguguran berulang, kegagalan implantasi embrio, perkembangan janin terhambat, preeklampsia, prematuritas, kematian janin, hipoksia intrauterin.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM untuk mengetahui sindroma antibodi, antifosfolipid, antibodi terhadap molekul spesifik yang dapat menyebabkan gangguan kehamilan berulang, keguguran spontan, keguguran berulang, kegagalan implantasi embrio, perkembangan janin terhambat, preeklampsia, prematuritas, kematian janin, hipoksia intrauterin.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum).

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pengukuran C3 digunakan untuk mendeteksi orang pada saat lahir kekurangan faktor ini. Termasuk SLE, hepatitis aktif kronis, infeksi kronis tococcal, dan infeksi kronis tertentu, poststreptococcal, glomerulonefritis membranoproliferatif dan yang lainnya. Peningkatan C3 juga ditemukan pada sejumlah keadaan inflamasi sebagai akibat respon fase akut.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pengukuran C4 digunakan untuk mendeteksi orang yang mengalami defisiensi kongenital ataupun penyakit autoimun seperti systemic lupus erithematosus (SLE), rheumatoid artritis, glomerulonefritis tertentu, hepatitis kronis, penyakit imun kompleks, dan hereditary angiodema. Tingkat C4 merupakan indikator sensitif dari aktivitas SLE dan penyakit glomerulonefritis proliferatif. C4 dapat meningkat pada anemia hemolitik autoimun.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • C-Reactive Protein atau CRP merupakan protein fase akut yang dihasilkan oleh hati, diproduksi sebagai respon adanya peradangan (inflamasi). Pemeriksaan CRP kualitatif digunakan untuk mendeteksi keberadaan protein fase akut ini, sebagai hasil positip atau negatip. Hasil positip mengindikasikan adanya peradangan, misalnya infeksi, demam rheumatik, atau rheumatoid arthritis, namun CRP tidak bisa menentukan penyebab.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • C-Reactive Protein (CRP) kuantitatif mengukur kadar CRP secara kuantitatif. CRP merupakan protein fase akut yang dihasilkan di hati sebagai respon adanya peradangan. Level CRP sebanding dengan derajat peradangan, dan segera turun pada proses penyembuhan.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan untuk deteksi IgA dalam tubuh. Peningkatan IgA terjadi pada kondisi : Penyakit hati kronik (contoh PBC) Infeksi kronik Inflammatory Bowel Disease Penurunan IgA ditemukan pada : Ataksia/telangiectasia, Congenital isolated deficiency, Hipoproteinemia, Pengobatan imunosupresif.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk evaluasi perkiraan kelainan pertumbuhan tubuh.  

      • Bermanfaat dalam mengevaluasi imunitas humoral (terkait dengan reaksi anafilaksis), diagnosis dan memantau terapi IgG myeloma, dan untuk mengevaluasi pasien (termasuk anak-anak dan pasien limfoma) yang cenderung mengalami infeksi. Pemeriksaan IgG juga diperlukan untuk deteksi, evaluasi, dan follow up pasien dengan berbagai kondisi imunodefisiensi dan sindrom hiper IgM (di mana konsentrasi IgG menurun). Pada myeloma sel plasma asimptomatik, konsentrasi IgG monoklonal > 3 g/dL.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan LE test ditujukkan untuk evaluasi penyakit auto imun khususnya Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

         

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Rheumathoid Faktor (RF) kualitatif adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya IgM antibodi terhadap Immunoglobulin IgG abnormal yang ada di persendian. Reaksi antibodi ini menyebabkan peradangan di persendian yang dikenal sebagai penyakit rheumatoid arthritis. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk membantu diagnosis rheumatoid arthritis (RA) dan membedakan RA dari artritis lain. Hampir 80 % dari pasien rheumatoid arthritis menunjukan hasil test RF Positip.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Rheumathoid Faktor (RF) kuantitatif adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar IgM antibodi terhadap Immunoglobulin IgG abnormal yang ada di persendian. Kadar RF yang tinggi mengindikasikan adanya penyakit rheumatoid arthritis, sedangkan RF kadar rendah (Titer < 1/80) dimungkinkan disebabkan oleh karena penyakit autoimun yang lain seperti prenyakit lupus.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Sel LE adalah neutrofil atau makrofag yang telah memfagositosis materi inti sel lain yang telah terdenaturasi.
        Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
         

      • Pemeriksaan Antigenemia CMV merupakan pemeriksaan virologi menggunakan metoda Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai penanda diagnostik untuk infeksi Cytomegalo virus. Kombinasi pemeriksan ini dengan pemeriksaan IgG anti CMV dan IgM anti CMV memberikan nilai sensitivitas dan spesifitas yang baik.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA, Urine
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan anti-CMV IgG digunakan untuk mendeteksi adanmya immunoglobulin G (Antibodi IgG) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Adanya Antibodi IgG ini mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh virus CMV. Infeksi virus CMV merupakan infeksi bawaan yang paling umum, dan ditularkan dari ibu pada janinnya melalui plasenta. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG avidity biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah infeksi CMV adalah infeksi baru atau infeksi lama dengan kata lain, pemeriksaan CMV IgG Avidity mampu membedakan infeksi primer dengan infeksi rekuren, tingkat kematangan dan lamanya antibodi yang ada berhubungan dengan kondisi viremia pasien. Hasil IgG anti CMV positif dengan avidity tinggi menandakan bahwa infeksi telah berlangsung lama, dan telah memiliki antibodi (kekebalan) terhadap virus CMV. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-HSV II digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes Simplex type 2 (HSV 2). Herpes Simplex Virus tipe 2 merupakan penyakit menular seksual dari saluran urogenital, dan bisa ditularkan dari ibu pada bayinya pada proses persalinan. Bayi yang terinfeksi HSV II berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan pada mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak). 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-HSV1 digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes simplex tipe 1 (HSV1). Antibodi IgG merupakan antibodi yang muncul setelah IgM dan bisa menetap seumur hidup.HSV1 atau oral herpes merupakan infeksi herpes yang sering terjadi pada sekitar mulut dan wajah, dan sebagian juda dapat menyerang daerah sekitar genital. Infeksi HSV1 dapat ditularkan melalui kontak langsung. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-Rubella bertujuan untuk mendeteksi immunoglobulin G (antibodi IgG) terhadap virus Rubella (campak Jerman). Antibodi ini muncul setelah orang kontak atau terinfeksi virus Rubella dan bisa bertahan seumur hidup.  Infeksi Rubella pada trimester pertama kehamilan bisa mengakibatkan kelainan pada janin, keguguran atau kelahiran prematur. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-toxoplasma adalah tes yang menguji antibodi IgG yang muncul jika seseorang pernah terkena infeksi parasit Toxoplasma gondii. Keberdaan antibodi dari klas IgG mengindikasikan bahwa infeksi terjadi di masa lampau, dan tidak diketahui apakah saat ini infeksi masih berlangsung. Infeksi Toxoplasmosis yang terjadi saat kehamilan diketahui mempunyai dampak risiko pada janin. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan aviditas anti-Toxoplasma IgG diperlukan apabila ada dugaan terjadi infeksi Toxoplasma (ditandai dengan Toxoplasma IgG & IgM positif) pada ibu hamil untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi. IgG Anti Toxoplasma dengan low avidity mengindikasikan adanya infeksi tahap awal pada  infeksi primer, sedangkan high avidity menunjukan bahwa infeksi terjadi setidaknya empat bulan sebelumnya atau lebih. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-CMV digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Immunoglobulin M merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus CMV atau ketika terjadi re-infeksi. Akut infeksi juga bisa dideteksi dari peningkatan titer antibodi lebih dari 4 kali dfalam waktu 10 - 14 hari, pada serial pewmeriksaan

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • IgM Anti-HSV II merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM  terhadap virus Hepes simplex tipe 2 (HSV 2). Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali sebagai respon terhadap adanya infeksi oleh virus HSV II. Infeksi HSV II pada saat kehamilan, terutama pada trimester pertama bersiko menimbulkan kelainan bawaan pada janin antara lain mikrosefali, kelainan retina, dan keterbelakangan mental

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-HSV1 digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap virus Herpes simpplex  (HSV1). Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama kali muncul bila seseorang terinfeksi oleh virus HSV, dan akan menghilang dalam beberapa minggu. Hasil pemeriksaan IgM anti-HSV1 yang positip mengindikasikan adanya infeksi tahap awal oleh virus HSV1.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-Rubella digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Rubella. Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus rubella, dan akan menghilang setelah 6 minggu. Jadi, tes anti-rubella IgM bertujuan untuk mengecek apakah seseorang sedang terinfeksi virus rubella atau tidak. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-toxoplasma bertujuan untuk mendeteksi antibodi IgM, yaitu antibodi yang pertama kali muncul ketika seseorang pertama kali terinfeksi Toxoplasmosis. Keberadaan IgM Toxolplasma mengindikasikan bahwa infeksi baru terjadi, dan antibodi IgM biasanya akan menghilang setelah beberapa bulan. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Panel TORCH merupakan paket pemeriksaan yang terditri dari pemeriksaan Toxoplasma (IgG dan IgM), Rubella (IgG dan IgM), CMV (IgG dan IgM) dan HSV 2 (IgG dan IgM). Pemeriksaan TORCH banyak digunakan untuk screening kesehatan kehamilan (pre-natal screening).

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

        Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
         

      • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan test penyaring untuk mendeteksi hormon hCG yang dikeluarkan oleh plasenta normal setelah implantasi (tahap reproduksi manusia dimana embrio menuju ke dinding uterus) yang digunakan untuk mendeteksi kehamilan.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine Pagi
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan test penyaring untuk mendeteksi hormon hCG yang dikeluarkan oleh plasenta normal setelah implantasi (tahap reproduksi manusia dimana embrio menuju ke dinding uterus) yang digunakan untuk m:endeteksi kehamilan dan lebih sensitif dari pada plano test
        Spesimen pemeriksaan: Urine Pagi
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan ini menentukan adanya imunoglobulin monoklonal dalam urin (protein Bence Jones) yang diproduksi oleh sel plasma ganas dalam sumsum tulang pada penyakit myeloma multipel. Protein ini berlebihan dalam serum, tak dapat diabsorpsi seluruhnya oleh glomerulus ginjal hingga dikeluarkan bersama urine
        Spesimen Pemeriksaan: Urine Segar
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Betta HCG merupakan stimulator atau supresor berbagai hormon reproduksi. Disekresi oleh plasenta normal setelah implantasi dan selanjutnya dapat dideteksi pada serum maternal dan urin. digunakan untuk mengkonfirmasi kehamilan, keganasan/gangguan dalam bidang kebidanan dan tumor testis pada pria.
        Spesimen Pemeriksaan: Urine Pagi
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan bilirubin urine dapat digunakan untuk membantu diagnosis penyakit hati dan saluran empedu. Bilirubin urine yang positip dapat mengindikasikan adanya gangguan organ hati atau saluran empedu, misalnya penyakit hepatitis. 
        Spesimen Pemeriksaan : Urine Sewaku
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Sebagian besar protein dalam tubuh Anda yang membantu menjaga kesehatan. albumin dan globulin adalah 2 kelompok protein yang paling utama. Albumin adalah protein tunggal yang ditemukan dalam kadar tinggi dalam darah. Sebagian besar globulin diproduksi di hati. Mereka termasuk empat jenis utama protein: alpha-1 globulin, alpha-2 globulin, beta globulin, gamma globulin. Pemeriksaan eletroforesis Protein Urine, mengukur semua bentuk protein tersebut didalam urin

        Spesimen Permeriksaan: Urine sewaktu
        Persiapapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Ginjal mempunyai batas ambang tertentu untuk membuang glukosa ke urine, sehingga pada keadaan kadar gula darah normal glukosa tidak didapatkan di urine. Glukosa urine yang positip mengindikasikan adanya kadar gula darah tinggi yang dikenal sebagai penyakit diabetes melitus
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (puasa, 2 Jam setelah makan atau sewaktu)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • Microalbuminuria adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar albumin dalam urine (dalam jumlah yang kecil). Microalbuminuria dapat menggambarkan adanya keruksakan ginjal awal, karena pada keadaan ginjal yang normal albumin tidak terdapat dalam urine.
        Spesimen Pemeriksaan: Urine Sewaktu
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Dalam kedaan normal albumin tidak dibuang ke urine, sehingga tidak terdeteksi dengan test protein biasa. Adanya albumin atau peningkatan kadar albumin di urine mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal atau adanya penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit infeksi, hipertensi, diabetes, dan penyakit keganasan.
        Melihat respons ginjal terhadap pengobatan tertentu dan menegakan diagnosis gejala infeksi saluran kemih
        Spesimen Pemeriksaan : Urine 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan untuk menilai kadar protein dalam urin (proteinuria). Tes esbach yang disebut juga dengan metode dipstik ini merupakan pemeriksaan kuantitatif dengan nilai.
        Spesimen Pemeriksaan: Urine 24 Jam
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus 

      • Pemeriksaan ini dapat mengetahui peningkatan protein dalam urine sehingga membantu klinis  mendiagnosis penyakit-penyakit seperti infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, kerusakan ginjal akibat konsumsi obat-obatan tertentu, keracunan logam berat, hingga kanker kandung kemih
        Spesimen Pemeriksaan: Urine Sewaktu
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan sedimen urine merupakan pemeriksaan mikroskopis, yang mengamati sel-sel yang ada di urine misalnya sel erytrosit, sel darah putih, sel epitel, sel parasit dan sel-sel lainnya, disamping juga kristal dan bakteri. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk membantu diagnosa beberapa penyakit saluran kemih misalnya batu ginjal, infeksi dan penyakit ginjal tertentu
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • Merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang diperlukan dalam pembentukan sel darah merah nomal, perbaikan jaringan dan sel-sel, serta sintesis DNA. Pemeriksaan Vitamin B12 mengukur kadar vitamin B12 dalam darah untuk mendeteksi defisiensi (kekurangan) vitamin B12.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Vitamin D: Definisi, Manfaat, Spesimen, dan Cara Persiapan

        Vitamin D adalah salah satu jenis vitamin yang sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Vitamin D dikenal sebagai vitamin yang dapat membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang. Selain itu, vitamin D juga memiliki banyak manfaat lainnya bagi kesehatan tubuh manusia.

        Definisi Vitamin D

        Vitamin D adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam lemak dan ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti ikan, telur, dan susu. Vitamin D juga dapat diproduksi oleh tubuh manusia ketika kulit terkena sinar matahari.

        Manfaat Vitamin D

        Vitamin D memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia, di antaranya:

        1. Meningkatkan kesehatan tulang
        Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis atau kerapuhan tulang.

        2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
        Vitamin D dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.

        3. Meningkatkan kesehatan jantung
        Vitamin D dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit jantung.

        4. Meningkatkan kesehatan otak
        Vitamin D dapat membantu meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer.

        Spesimen Vitamin D

        Vitamin D dapat ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti ikan, telur, dan susu. Selain itu, vitamin D juga dapat diproduksi oleh tubuh manusia ketika kulit terkena sinar matahari.

        Cara Persiapan Vitamin D

        Untuk mendapatkan manfaat dari vitamin D, Anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D atau menghabiskan waktu di bawah sinar matahari selama 10-15 menit setiap hari. Namun, jika Anda memiliki kekurangan vitamin D, dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen vitamin D untuk membantu mening

      • Pemeriksaan untuk mengukur kepadatan tulang pergelangan tangan kanan dan biasanya untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia.

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan.

      • Pemeriksaan untuk mengukur kepadtan tulang pergelangan tangan kiri dan biasanya untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia.

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan

      • Pemeriksaan untuk melihat kepadatan tulang pinggang dan biasa dilakukan untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia .

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan 

      • Pemeriksaan untuk melihat kepadatan tulang pinggul sebelah kanan (Caput Femur)  dan biasa dilakukan untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia.

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan 

      • Pemeriksaan untuk melihat kepadatan tulang pinggul sebelah kiri (Caput Femur)  dan biasa dilakukan untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia.

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan.

      • Pemeriksaan untuk mengukur tulang belakang, pinggul kanan dan biasanya untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia.

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan

      • Pemeriksaan untuk mengukur tulang belakang, pinggul kiri dan biasanya untuk mendeteksi penyakit osteoporosis atau osteopenia.

        Persiapan Test Tidak menggunakan benda logam di area pemeriksaan

      • Foto Rontgen Lumbo-Sacral AP/Lat/Obl - Dex/Sin merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelaian pada tulang belakang bagian bawah yang dilihat dari sisi depan, samping, miring kanan dan kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Lumbo-Sacral Lat merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada tulang belakang bagian bawah yang dilihat dari salah satu sisi baik sisi kanan atau kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Mammography Dex merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi bagian payudara (mammae) bagian sebelah kanan.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Mammography Dex/Sin merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi bagian payudara (mammae) bagian sebelah kanan dan kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Mammography Sin merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi bagian payudara (mammae) bagian sebelah kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Schuler Dex merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi rongga udara pada tulang mastoid sebelah kanan.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Schuler Sin merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi rongga udara pada tulang mastoid sebelah kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Thorax Lat merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada jantung, paru, dan tulang dada yang dilihat dari sisi samping.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Profile Thorax PA merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan jantung, paru, dan tulang dada (rongga dada) yang dilihat dari sisi depan.

      • Foto Rontgen Thorax PA/ Lat merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada jantung, paru, dan tulang dada dari yang dilihat sisi depan dan samping.
        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.Foto Rontgen Thorax PA/ Lat merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada jantung, paru, dan tulang dada dari yang dilihat sisi depan dan samping.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Top Lordotik merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya TBC pada paru bagian atas.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Metode pemeriksaan gigi menggunakan sinar Rontgen untuk melihat gambaran bagian dalam gigi dan gusi.

      • Pemeriksaan Rontgen yang digunakan untuk mendapat gambaran gigi dan jaringan lunak di sekitarnya dan pemeriksaan noninvasif yang merupakan prosedur ekstraoral sederhana yang menggambarkan daerah rahang atas dan rahang bawah dalam satu film.

      • Foto Rontgen Water's merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi ada atau tidaknya cairan pada rongga sinus (sinus paranasal), yaitu sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, dan sinus spenoidalis.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Salah satu teknik pencitraan untuk memotret bagian gigi dan kepala, umum digunakan dalam bidang orthodontik atau kedokteran gigi yang berfokus pada pergeseran gigi dan rahang.

      • Foto Rontgen Cervical AP, merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada tulang leher yang dilihat dari sisi depan.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Cervical AP/LAT merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada tulang leher yang dilihat dari sisi depan dan samping.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Cervical AP/Lat/Obl. D/S merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelaian pada tulang leher yang dilihat da:ri sisi depan, samping, miring kanan dan kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Cervical Lateral merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada tulang leher yang dilihat dari salah satu sisi baik sisi kanan atau kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Cervical Obl.Dex merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada tulang leher yang dilihat dari sisi miring kanan.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Cervical Obl.Sin merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada tulang leher yang dilihat dari sisi miring kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Metode pemeriksaan gigi menggunakan sinar Rontgen untuk melihat keadaan periapikal gigi posterior rahang atas.

      • Metode pemeriksaan gigi menggunakan sinar Rontgen untuk melihat keadaan periapikal gigi posterior rahang bawah.

      • Foto Rontgen Skull AP merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada kepala dari sisi depan.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Foto Rontgen Skull AP/Lat merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada kepala yang dilihat dari sisi depan.

      • Foto Rontgen Skull Lat merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan pada kepala dari salah satu sisi baik sisi kanan atau kiri.

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda logam pada objek yang akan diperiksa.

      • Salah satu jenis pemeriksaan radiologis yang digunakan untuk mendiagnosis adanya kelainan pada apendiks atau usus buntu dengan menggunakan kontras Barium.

      • Foto Rontgen BNO – IVP ( Blass Nier Overzicht Intravenous Pyelogram ) merupakan pemeriksaan radiografi dari traktus urinarius (renal, ureter, kandung kemih, uretra ) dengan memasukan bahan media kontras kedalam traktus urinary melalui pembuluh darah vena

        Jenis spesimen : -
        Persiapan pemeriksaan : Pasien diminta puasa minimal 4 jam dan minum obat urus-urus 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.

      • Pemeriksaan radiografi dari usus besar untuk menilai anatomi, fungsi dan kelainan-kelainan dari usus besar dengan memasukan bahan kontras secara anal menggunakan kontrol fluoroscopy.

      • Untuk melihat kelainan kandung kemih dan uretra yang berkaitan dengan refluks vesikoureter.

      • Fistulografi adalah pemeriksaan radiologi pada fistula dengan menggunakan media kontras.

      • Pemeriksaan dengan menggunakan sinar Rontgen (sinar-X) untuk melihat kondisi rahim dan daerah di sekitarnya.

        Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada wanita yang memiliki masalah infertilitas atau keguguran yang berulang.

      • Oesofagus Maag Duodenum (OMD) adalah pemeriksaan radiografi pada saluran pencernaan untuk melihat adanya kelainan anatomi dan fisiologi organ oesofagus.

      • Teknik pemeriksaan radiografi faring dan esophagus yang menggunakan media kontras positif.

      • Pemeriksaan radiografi dari kelenjar ludah dan salurannya (sistem salivari) dengan penyuntikan kontras.

      • Merupakan sebuah tindakan medis yang digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan atas (kerongkongan, lambung, dan usus kecil).

      • Tindakan medis yang digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan atas (kerongkongan, lambung, dan usus kecil) menggunakan X-Ray.

      • Urethrography pemeriksaan utk menilai vesika urinaria sampai uretra, dengan mengisi kontras ke dalam vesika urinaria.

      • Pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa fungsi dari pendengaran seseorang dengan cara mendengarkan suara, nada, atau frekuensi tertentu pada suatu tempat yang kedap terhadap suara sampai batas kepekaan dalam penerimaan suara tersebut.

        Berfungsi mengetahui adanya gangguan pada pendengaran.

      • Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi dan mendiagnosis kondisi paru-paru dengan pengukuran RS (Relaxed Spirometry), FS (Forced Spirometry), atau mengukur udara yang dapat diinspirasi dan diekspirasi yang ditampilkan dalam bentuk grafik pemeriksaan. Berfungsi untuk mengetahui kesehatan pada fungsi paru-paru. Pemeriksaan spirometri menggunakan perangkat yanng disebut spirometer.

      • Dikenal secara luas dengan istilah EKG atau ECG, elektrokardiogram merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung pada saat istirahat yang dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi penyakit jantung seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis) dan penyakit jantung koroner.

        Jenis spesimen : Gambaran rekaman ECG
        Persiapan pemeriksaan : Tidak melakukan aktifitas yang berlebihan sebelum melakukan pemeriksaan

      • Echoardiografi (USG jantung) adalah metode pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menangkap gambaran struktur organ jantung. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit jantung, menentukan pengobatan yang tepat, dan mengevaluasi pengobatan yang diberikan.  

        Jenis spesimen : Gambaran USG Jantung
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan penunjang untuk merekam gelombang listrik di otak, dan pola listrik tersebut mencerminkan aktivitas kortikal yang disebut gelombang otak.

        Berfungsi untuk mendeteksi adanya penyakit epilepsi, stroke, tumor otak, gangguan memori, dan masalah neurofisiologis.

      • Holter Monitoring ECG adalah alat medis yang merekam ritme jantung secara terus-menerus. Monitor ini biasanya dipakai selama 24 hingga 48 jam selama aktivitas normal. Pemantauan Holter digunakan untuk mengidentifikasi dan mencari faktor risiko kelainan jantung.

        Jenis spesimen : Gambaran rekaman ECG
        Persiapan pemeriksaan : Sebelum melakukan test disarankan untuk mandi karena selama periode test dilakukan alat tidak boleh basah

      • USG Pankreas merupakan salah satu jenis USG yang berfungsi untuk untuk membantu menegakkan diagnosis apendisitis atau usus buntu

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Perbanyak minum air putih

      • USG Carotis merupakan salah satu USG yang digunakan untuk melihat penyumbatan atau penyempitan arteri karotis, suatu kondisi yang disebut stenosis yang dapat meningkatkan risiko stroke.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • USG Empedu merupakan salah satu jenis USG yang berfungsi untuk mengidentifikasi adanya batu pada kandung empedu serta dapat mengevaluasi saluran empedu dan bisa mengidentifikasi adanya pelebaran saluran empedu.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Puasa makan minimal 6 jam

      • USG Ginjal merupakan salah satu jenis USG yang berfungsi untuk melihat bentuk dan kelainan pada ginjal kiri dan ginjal kanan.

         

        Jenis spesimen : Gambaran USG.

        Persiapan pemeriksaan : Perbanyak minum air putih minimal 6 gelas dan menahan buang air kecil sebelum pemeriksaan -+ 60 menit

      • USG Kandungan adalah pemeriksaan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menampilkan gambaran bagian dalam tubuh, sehingga bisa mengetahui kondisi dan tumbuh kembang janin dalam kandungan

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Ibu dianjurkan untuk minum dua sampai tiga gelas air putih sebelum jadwal pemeriksaan dan tidak boleh buang air kecil serta menggunakan pakaian yang nyaman

      • USG Kandungan 4D menghasilkan gambaran USG yang  lebih detail, akurat, serta dapat bergerak. Pemeriksaan ini juga mampu memvisualisasikan anggota dan gerakan tubuh janin dalam kandungan dengan lebih jelas.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Ibu dianjurkan untuk minum dua sampai tiga gelas air putih sebelum jadwal pemeriksaan dan tidak boleh buang air kecil serta menggunakan pakaian yang nyaman

      • Pemeriksaan USG Abdomen terdiri dari Lower abdomen (rongga perut bagian bawah) yaitu Ginjal (kanan dan kiri), Kandung kemih, Usus buntu, Kelenjar prostat (pada laki-laki), Ovarium, rahim dan janin (pada perempuan)

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Persyaratan untuk USG Lower Abdomen  mengonsumsi setidaknya 6 gelas air putih 2 jam sebelum pemeriksaan dan menahan buang air kecil untuk USG daerah panggul karena kandung kemih harus penuh. 

      • USG mammae adalah salah satu jenis USG yang secara khusus dilakukan untuk memeriksa kondisi payudara. Jenis pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan dan berbagai bentuk kelainan pada payudara, seperti kista dan tumor.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Menghindari pemakaian skincare atau kosmetik di area payudara yang dapat mempengaruhi hasil test dan menggunakan pakaian yang nyaman

      • USG Pankreas merupakan salah satu jenis USG yang berfungsi untuk mengidentifikasi adanya kelainan pada pankreas.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Puasa makan dan minum minimal 6 jam

      • USG prostat merupakan salah satu jenis USG yang dilakukan untuk melihat adanya pembesaran ukuran prostat.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Perbanyak minum air putih minimal 6 gelas dan menahan buang air kecil sebelum pemeriksaan -+ 60 menit

      • USG Soft tissue merupakan jenis pemeriksaan USG yang digunakan untuk melihat bentuk dan kelainan pada jaringan lunak  misalnya lemak, otot, saraf, pembuluh darah, tendon, serta lapisan pada tulang sendi

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Ultrasonografi (USG) testis merupakan salah satu jenis USG yang umum dilakukan apabila ada kecurigaan gangguan testis. Pada anak, USG testis biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis undesensus testis, orchitis, epididimitis, epididimis, asimetri testis, torsio testis, dan penyakit endokrin

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Ultrasonografi (USG) thyroid merupakan salah satu jenis USG yang berfungsi untuk melihat kelainan pada thyroid. Selain berfungsi sebagai alat diagnostik, USG Throid juga berfungsi sebagai evaluasi pengobatan dan dapat menentukan bentuk kelainan pada kelenjar thyroid

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • USG traktus urinarius adalah pemeriksaan organ-organ traktus urinarius: ginjal, ureter dan vesika urinaria serta prostat dengan menggunakan gelombang ultrasound.

        Jenis spesimen : Gambaran USG.

        Persiapan pemeriksaan : Perbanyak minum air putih minimal 6 gelas dan menahan buang air kecil sebelum pemeriksaan -+ 60 menit

      • USG abdomen adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan teknologi gelombang suara frekuensi tinggi untuk mencitrakan organ-organ utama dalam rongga perut.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Puasa makan minimal 6 jam, dan minum air putih 2 jam sebelum pemeriksaan dan menahan buang air kecil +- 60 menit

      • Pemeriksaan USG Abdomen terdiri dari Upper abdomen (rongga perut bagian atas) yaitu Liver (Hati), Kandung empedu, Pankreas, Limpa, Pembuluh darah rongga perut

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Persyaratan untuk USG Upper Abdomen berpuasa makan minimal 6 jam sebelum dilakukan USG

      • USG Liver merupakan salah satu jenis USG yang berfungsi untuk melihat bentuk dan kelainan dari rongga hati.

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Puasa makan minimal 6 jam

      • Pemeriksaan Fisik yang langsung dilakukan oleh dokter yang meliputi anamnesa, status generalis, status lokalis, kesimpulan dan saran

      • Pemeriksaan rasio albumin-kreatin urine (ACR) bertujuan untuk mendeteksi penyakit ginjal yang terjadi akibat komplikasi diabetes atau hipertensi. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang mengidap diabetes, khususnya diabetes yang tidak terkontrol hingga menimbulkan komplikasi.
        Spesimen Pemeriksaan: Urine Sewaktu
        Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

      • Kreatinin merupakan limbah yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot, yang akan disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Adanya gangguan fungsi ginjal menyebabkan proses pembuangan terganggu dan kadar dalam darah meningkat.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan glukosa darah 2 Jam PP yang digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa. Pengambilan spesimen pemeriksaan dilakukan pada 2 jam setelah makan terhitung dari suapan pertama.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan setelah 2 jam terhitung dari suapan pertama, kemudian diambil spesimen darah serta tidak melakukan aktifitas berlebih.

      • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

      • Hb A1c merupakan hemoglobin yang terglikolasi oleh glukosa. kadar HbA1c mengindikasikan kadar gula darah rata-rata dalam 3 bulan.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Panel profil lemak merupakan paket pemeriksaan fraksi lemak tubuh  yang terdiri dari cholesterol, trigliserida, HDL kolesterol, LDL kolesterol direct dan ratio HDL/LDL. 

        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Puasa 10-12 jam sebelumnya
         

      • Ureum atau Blod Urea Nitrogen (BUN) merupakan hasil akhir metabolisme protein dan merupakan zat sampah yang harus dibuang ke luar tubuh melalui ginjal. Peningkatan kadar ureum dalam darah sering berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kadar Ureum/BUN digunakan senagai salah satu parameter untuk menilai kinerja fungsi ginjal.
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus, puasa 8 - 12 jam sebelumnya lebih baik

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • Pemeriksaan glukosa darah 2 Jam PP yang digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa. Pengambilan spesimen pemeriksaan dilakukan pada 2 jam setelah makan terhitung dari suapan pertama.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan setelah 2 jam terhitung dari suapan pertama, kemudian diambil spesimen darah serta tidak melakukan aktifitas berlebih.

      • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

      • Pemeriksaa untuk mengukur jumlah hormon Betta HCG yang bebas di dalam darah.

      • Non Invasive Prenatal Test (NIPT) merupakan pemeriksaan (screening) pada awal masa kehamilan (prenatal) yang dilakukan secara non invasif untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin. Dimana pada pemeriksaan ini dapat melihat kelainan 4 kromosom, termasuk jeniskelamin dan kehamilan tunggal atau kembar.

      • Merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui terjadinya kelainan kromosom berupa Trisomi 21 (Sindrom Down) pada trimester pertama kehamilan.

      • Asam urat adalah limbah akhir dari metabolisme asam nukleat purin. Kadar berlebih bisa menyebabkan penyakit radang sendi (arthritis) dan batu ginjal. Asam urat meningkat disebabkan karena konsumsi zat purin berlebih atau pembuangan oleh ginjal yang terganggu.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat Pemeriksaan : Puasa 8 - 12 jam

      • C-Reactive Protein (CRP) kuantitatif mengukur kadar CRP secara kuantitatif. CRP merupakan protein fase akut yang dihasilkan di hati sebagai respon adanya peradangan. Level CRP sebanding dengan derajat peradangan, dan segera turun pada proses penyembuhan.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan laju endap darah mengukur laju pengendapan sel-sel darah dalam satuan waktu. Peningkatan laju endap darah bisa disebabkan karena jumlah bagian sel yang turun, plasma darah meningkat atau adanya protein fase akut yang mencerminkan proses peradangan. Pemeriksaan LED digunakan untuk screening adanya peradangan atau penyakit darah lainnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Albumin adalah bagian utama dari protein plasma yang disintesa di hati dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik pembuluh darah.  Kadar albumin darah  menurun terutama pada penyakit hati kronis, penyakit ginjal, mal-nutrisi, perdarahan, luka bakar, eksudat dan perdarahan saluran cerna dan penyakit kronis lainnya.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Bilirubin merupakan hasil  pemecahan hemoglobin yang selanjutnya akan diolah oleh hati dan dibuang lewat urine dan faeces yang menyebabkan warnanya menjadi kuning. Peningkatan kadar bilirubin bisa disebabkan karena pemecahan hemoglobin yang tinggi atau adanya gangguan organ hati misalnya hepatitis, sumbatan saluran empedu dan tumor hati. Peningkatan psykologis bilirubin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir,  karena masih belum sempurnanya fungsi hati. 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
         

      • Pemeriksaan HBe Ag digunakan untuk mengetahu tingkat penularan virus dan perjalanan penyakit hepatitis B. HBeAg yang positip menunjukkan bahwa virus masih aktif bereplikasi dengan potensi penularannya lebih tinggi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Elektroforesis protein adalah pemeriksaan yang memisahkan protein menjadi fraksi-fraksi : Albumin, alpha1 globulin, alpha 2 globulin, beta globulin dan gamma globulin. Pemeriksaan ELP digunakan untuk  membantu dalam diagnosis penyakit hati, gangguan hematologi, gangguan ginjal dan penyakit gastrointestinal. 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Albumin dan globulin adalah bentuk protein terbesar dalam tubuh dan total keduanya diukur sebagai total protein. 60 % dari total protein adalah albumin, sehingga penurunan albumin juga berakibat penurunan total protein.  Penurunan total protein ditemukan pada penyakit hati kronis, penyakit ginjal, dan malnutrisi 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

      • Pemeriksaan USG Abdomen terdiri dari Upper abdomen (rongga perut bagian atas) yaitu Liver (Hati), Kandung empedu, Pankreas, Limpa, Pembuluh darah rongga perut

        Jenis spesimen : Gambaran USG
        Persiapan pemeriksaan : Persyaratan untuk USG Upper Abdomen berpuasa makan minimal 6 jam sebelum dilakukan USG

      • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Bilirubin merupakan hasil  pemecahan hemoglobin yang selanjutnya akan diolah oleh hati dan dibuang lewat urine dan faeces yang menyebabkan warnanya menjadi kuning. Peningkatan kadar bilirubin bisa disebabkan karena pemecahan hemoglobin yang tinggi atau adanya gangguan organ hati misalnya hepatitis, sumbatan saluran empedu dan tumor hati. Peningkatan psykologis bilirubin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir,  karena masih belum sempurnanya fungsi hati. 
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
         

      • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • IgM Anti HAV digunakan untuk mendeteksi adanya IgM antibodi terhadap hepatitis A. IgM Anti HAV yang positip mengindikasikan adanya infeksi virus Hepatitis A akut, artinya infeksi virus hepatitis A baru terjadi.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.
         

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Pemeriksaan Anti DHF Rapid mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap virus DHF, penyebab penyakit demam berdarah dengue. Pemeriksaan anti DHF rapid menggunakan methode immunochromatografi sehingga hasil yang didapatkan lebih cepat dan praktis. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • C-Reactive Protein (CRP) kuantitatif mengukur kadar CRP secara kuantitatif. CRP merupakan protein fase akut yang dihasilkan di hati sebagai respon adanya peradangan. Level CRP sebanding dengan derajat peradangan, dan segera turun pada proses penyembuhan.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemerisaan Dengue NS1 digunakan untuk mendiagnosis penyakit demam berdarah dengue (DHF), dengan mendeteksi keberadaan antigen non-struktural 1 virus DHF. Dibanding dengan pemeriksaan IgG dan IgM DHF, pemeriksaan NS1 dapat mendeteksi infeksi virus DHF lebih awal, yaitu 1 - 3 hari sejak mulai demam.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • Widal merupakan test yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan agglutinin  (antibodi) pada serum pasien dengan  penyakit tifoid atau paratifoid, guna untuk membantu mendiagnosis penyakit tifoid atau paratifoid.  Pemeriksaan ini masih banyak dilakukan di Indonesia karena praktis, cepat, mudah, dan murah. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan pemeriksaan untuk mengukur skema jalur instrinsik dan coagulation component. APTT digunakan untuk screening kelainan pembekuan darah pada pasien persiapan  operasi, monitoring terapi heparin, screening kelainan darah mis: Hemofilia, Penyakit Von Willebrand, defisiensi vitamin K, diagnosis DIC ( Disseminated Intravaskular Coagulation)
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membeku. Pembekuan darah membutuhkan vitamin K dan beberapa faktor pembekuan (protein) yang dibuat oleh hati.

        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan yang digunakan terutama untuk memantau terapi heparin dosis tinggi. Heparin adalah obat yang menghambat pembekuan darah (antikoagulan) dan biasanya diberikan secara intravena dengan injeksi atau infus kontinu. Terapi heparin dosis tinggi dapat diberikan selama dilakukan tindakan yang memerlukan pencegahan terhadap pembekuan darah, seperti operasi bypassjantung. Waktu pembekuan diukur dalam detik; di mana waktu terjadinya pembekuan darah semakin lama, semakin tinggi tingkat penghambatan pembekuan darah
        Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi.
        Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Asam folat merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal, perbaikan jaringan dan sel-sel, serta sintesis DNA (materi genetik dalam sel)
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • G6PD merupakan enzim yang berperan mencegah hemolisis (pecahnya eritrosit). Defisiensi (kurangnya) enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan sel darah merah menjadi tidak normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik) untuk itu diperlukan pemeriksaaan kadar  enzim G6PD.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Retikulosit adalah sel darah merah yang masih belum matang. Pada keadaan normal, hanya sedikit sedikit didapatkan dalam peredaran darah. jumlah retikulosit  menggambarkan aktifitas sumsum tulang dan pembentukan sel darah merah. Retikulosit yang meningkat mengindikasikan pelepasan sel darah merah ke system peredaran darah juga meningkat, misalnya pada anemia karena pendarahan
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan untuk mengukur kadar zat besi dalam darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Pemeriksaan untuk mengetahui jumlah transferin yang berada dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin dalam tubuh. Manfaat pemeriksaan TIBC adalah untuk diagnosa jenis anemia dan  mengukur jumlah total besi yang dapat terikat oleh protein transferin dalam darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Serum
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Anti HBs merupakan antibodi  terhadap virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan  Anti HBs yang positip menunjukan bahwa seseorang sudah mempunyai antibodi (zat kekebalan) untuk melawan virus hepatittis B.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

      • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • G6PD merupakan enzim yang berperan mencegah hemolisis (pecahnya eritrosit). Defisiensi (kurangnya) enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan sel darah merah menjadi tidak normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik) untuk itu diperlukan pemeriksaaan kadar  enzim G6PD.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar glukosa yang spesimennya dapat diambil kapanpun, tanpa harus persiapan puasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening adanya penyakit Diabetes Mellitus, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa >200 mg/dL
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : tanpa persiapan puasa, Spesimen pemeriksaan dapat diambil sewaktu-waktu

      • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan anti-CMV IgG digunakan untuk mendeteksi adanmya immunoglobulin G (Antibodi IgG) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Adanya Antibodi IgG ini mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh virus CMV. Infeksi virus CMV merupakan infeksi bawaan yang paling umum, dan ditularkan dari ibu pada janinnya melalui plasenta. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-HSV II digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes Simplex type 2 (HSV 2). Herpes Simplex Virus tipe 2 merupakan penyakit menular seksual dari saluran urogenital, dan bisa ditularkan dari ibu pada bayinya pada proses persalinan. Bayi yang terinfeksi HSV II berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan pada mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak). 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-Rubella bertujuan untuk mendeteksi immunoglobulin G (antibodi IgG) terhadap virus Rubella (campak Jerman). Antibodi ini muncul setelah orang kontak atau terinfeksi virus Rubella dan bisa bertahan seumur hidup.  Infeksi Rubella pada trimester pertama kehamilan bisa mengakibatkan kelainan pada janin, keguguran atau kelahiran prematur. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-toxoplasma adalah tes yang menguji antibodi IgG yang muncul jika seseorang pernah terkena infeksi parasit Toxoplasma gondii. Keberdaan antibodi dari klas IgG mengindikasikan bahwa infeksi terjadi di masa lampau, dan tidak diketahui apakah saat ini infeksi masih berlangsung. Infeksi Toxoplasmosis yang terjadi saat kehamilan diketahui mempunyai dampak risiko pada janin. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-CMV digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Immunoglobulin M merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus CMV atau ketika terjadi re-infeksi. Akut infeksi juga bisa dideteksi dari peningkatan titer antibodi lebih dari 4 kali dfalam waktu 10 - 14 hari, pada serial pewmeriksaan

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • IgM Anti-HSV II merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM  terhadap virus Hepes simplex tipe 2 (HSV 2). Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali sebagai respon terhadap adanya infeksi oleh virus HSV II. Infeksi HSV II pada saat kehamilan, terutama pada trimester pertama bersiko menimbulkan kelainan bawaan pada janin antara lain mikrosefali, kelainan retina, dan keterbelakangan mental

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-Rubella digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Rubella. Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus rubella, dan akan menghilang setelah 6 minggu. Jadi, tes anti-rubella IgM bertujuan untuk mengecek apakah seseorang sedang terinfeksi virus rubella atau tidak. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgM anti-toxoplasma bertujuan untuk mendeteksi antibodi IgM, yaitu antibodi yang pertama kali muncul ketika seseorang pertama kali terinfeksi Toxoplasmosis. Keberadaan IgM Toxolplasma mengindikasikan bahwa infeksi baru terjadi, dan antibodi IgM biasanya akan menghilang setelah beberapa bulan. 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

        Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
         

      • TSH atau Thyroid Stimulating Hormone, adalah hormon yang dihasilkan kelanjar pituitary untuk menstimulasi pembentukan hormon thyroid. Pemeriksaan TSH biasanya dilakukan bersama dengan free T4 dan Free T3 untuk mendiagnosis penyakit thyroid. Kadar TSH yang tinggi didapatkan pada penderita hypothyroid, sedangkan pada hyperthyroid kadar TSHnya rendah. dengan teknologi generasi terbaru pemeriksaan TSH mampu mendeteksi kadar TSH yang sangat rendah, dan ini berguna pada kasus penyakit hyperthyroid.  
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan yang dapat memprediksi timbulnya PE, eklampsia atau HELLP lebih awal dibandingkan dengan diagnosis tradisional PE.

      • Apolipoprotein B berperan  dalam pembentukan VLDL di hati yang kemudian akan menjadi LDL. Apo B berhubungan dengan kadar LDL dan dapat diukur secara langsung, sehingga dianggap sebagai indikator risiko terjadinya PJK.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Dikenal secara luas dengan istilah EKG atau ECG, elektrokardiogram merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung pada saat istirahat yang dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi penyakit jantung seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis) dan penyakit jantung koroner.

        Jenis spesimen : Gambaran rekaman ECG
        Persiapan pemeriksaan : Tidak melakukan aktifitas yang berlebihan sebelum melakukan pemeriksaan

      • Fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah (Faktor I) yang dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan Fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya risiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada peningkatan risiko pembekuan darah -> peningkatan risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner dan Stroke), dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

      • C-Reactive Protein (CRP) adalah suatu protein yang dikeluarkan oleh hati serta dihasilkan dalam jumlah besar saat terjadi infeksi. Sebaliknya, pada peradangan yang terjadi dalam proses perkembangan aterosklerosis, peningkatan konsentrasi CRP jauh lebih kecil. Meskipun demikian, peningkatannya cukup bermakna bila dibandingkan dengan kondisi normal. Tes CRP mengukur jumlah CRP dalam darah untuk mendeteksi peradangan karena kondisi akut atau untuk memantau tingkat keparahan penyakit dalam kondisi kronis. Pemeriksaan high sensitivity CRP (hs-CRP) dapat mendeteksi konsentrasi CRP yang sangat kecil.

      • Lippoprotein (a) merupakan lippoprotein yang partikelnya mirip dengan LDL, saat ini diketahui sebagai faktor risiko independen terjadinya aterosklerosis. Kadarnya yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Panel profil lemak merupakan paket pemeriksaan fraksi lemak tubuh  yang terdiri dari cholesterol, trigliserida, HDL kolesterol, LDL kolesterol direct dan ratio HDL/LDL. 

        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemerikaan : Puasa 10-12 jam sebelumnya
         

      • Small Dense LDL adalah sub type LDL yang kecil dan padat, yang mempunyai sifat paling aterogenik, artinya memiliki kemungkinan lebih besar dalam membentuk plak pembuluh darah (aterosklerosis), dan berarti pula meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler bila kadarnya tinggi.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi). Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit membentuk  agregasi -> meningkatkan risiko stroke dan PJK. Hipoagregasi berarti trombosit “malas” membentuk bekuan -> meningkatkan risiko perdarahan.
        Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
        Persiapan Pemeriksaan : Pasien sebaiknya puasa minimal 8 jam sebelum diambil darah

      • Viskositas darah adalah ukuran resistensi dari darah mengalir untuk mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Viskositas darah adalah ukuran resistensi dari darah mengalir untuk mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan antibodi IgM spesifik terhadap Chlamydia pada serum tunggal manusia.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Pemeriksaan IgG anti-HSV II digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes Simplex type 2 (HSV 2). Herpes Simplex Virus tipe 2 merupakan penyakit menular seksual dari saluran urogenital, dan bisa ditularkan dari ibu pada bayinya pada proses persalinan. Bayi yang terinfeksi HSV II berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan pada mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak). 

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan antibodi IgM spesifik terhadap Chlamydia pada serum tunggal manusia.

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • IgM Anti-HSV II merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM  terhadap virus Hepes simplex tipe 2 (HSV 2). Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali sebagai respon terhadap adanya infeksi oleh virus HSV II. Infeksi HSV II pada saat kehamilan, terutama pada trimester pertama bersiko menimbulkan kelainan bawaan pada janin antara lain mikrosefali, kelainan retina, dan keterbelakangan mental

        Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

      • Preparat Candida adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya jamur Candida spesies - jamur yang menyebabkan penyakit candidiasis. Secara normal, Candida bisa ditemukan hidup di kulit, dan bagian tubuh tertentu seperti mulut, tenggorokan, usus dan vagina tanpa menyebakan suatu gejala. 

        Spesimen pemeriksaan: Sekret (vagina, uretra), kerokan kulit, atau jaringan lain yang terindikasi. 
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Preparat GO adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoe. Pemeriksaan dilakukan secara mikroskopis dengan mengamati preparat dibawah mikroskop setelah proses pengecatan. 

        Spesimen : Sekret (vagina, uretra, mata) urine, spesimen paling baik diambil pagi hari sebelum buang air seni. 
        Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan Preparat Trichomonas digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit Trichomonas Vaginalis. Parasit ini merupakan penyebab penyakit trikomoniasis, penyakit seksual menular yang disebabkan oleh parasit. Trikomoniasis menyebabkan keluarnya cairan berbau busuk pada vagina, kelamin gatal, dan nyeri saat buang air kecil pada wanita. 

        Spesimen : Sekret (vagina, uretra), urine. 
        Persiapan Pasien : Tidak memakai antiseptik vaginal atau minum antibiotik sebelum pemeriksaan

      • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

        Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
         

      • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Kreatinin merupakan limbah yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot, yang akan disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Adanya gangguan fungsi ginjal menyebabkan proses pembuangan terganggu dan kadar dalam darah meningkat.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar glukosa yang spesimennya dapat diambil kapanpun, tanpa harus persiapan puasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening adanya penyakit Diabetes Mellitus, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa >200 mg/dL
        Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
        Persiapan Pemeriksaan : tanpa persiapan puasa, Spesimen pemeriksaan dapat diambil sewaktu-waktu

      • Kalium dalam tubuh berperan mengatur irama dan pompa jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga keseimbangan elektrolit. Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek samping obat diuretik. Kelebihan kalium (hiperkalemia) bisa disebabkan oleh dehidrasi berat, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Klorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH atau tingkat keasaman darah,  meneruskan impuls saraf dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. 
        Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat berlebih, gangguan makan, gangguan fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik. Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Natrium merupakan mineral penting yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan berperan dalam membantu kontraksi otot dan fungsi syaraf.  Kadar Natrium dalam darah dipertahankan secara ketat dan berhubungan dengan pengaturan air dan tekanan darah.  Penurunan atau peningkatan konsentrasi natrium dalam darah bisa berakibat fatal. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat, misalnya kurang minum air, atau diare kronis. Kekurangan natrium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau kelainan pada hormon antidiuretik.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.  

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Ureum atau Blod Urea Nitrogen (BUN) merupakan hasil akhir metabolisme protein dan merupakan zat sampah yang harus dibuang ke luar tubuh melalui ginjal. Peningkatan kadar ureum dalam darah sering berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kadar Ureum/BUN digunakan senagai salah satu parameter untuk menilai kinerja fungsi ginjal.
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus, puasa 8 - 12 jam sebelumnya lebih baik

      • Asam urat adalah limbah akhir dari metabolisme asam nukleat purin. Kadar berlebih bisa menyebabkan penyakit radang sendi (arthritis) dan batu ginjal. Asam urat meningkat disebabkan karena konsumsi zat purin berlebih atau pembuangan oleh ginjal yang terganggu.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat Pemeriksaan : Puasa 8 - 12 jam

      • Kreatinin merupakan limbah yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot, yang akan disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Adanya gangguan fungsi ginjal menyebabkan proses pembuangan terganggu dan kadar dalam darah meningkat.
        Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
        Syarat pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Ureum atau Blod Urea Nitrogen (BUN) merupakan hasil akhir metabolisme protein dan merupakan zat sampah yang harus dibuang ke luar tubuh melalui ginjal. Peningkatan kadar ureum dalam darah sering berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kadar Ureum/BUN digunakan senagai salah satu parameter untuk menilai kinerja fungsi ginjal.
        Jenis Spesimen : Darah (Serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus, puasa 8 - 12 jam sebelumnya lebih baik

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
        Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

      • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
         

      • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

        Jenis Spesimen : Darah (serum)
        Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

      • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

      • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
        Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
        Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA